Sabtu 22 Oct 2016 13:12 WIB

Lima Puluh Ribu Santri Berkumpul di Monas, Ada Apa?

Rep: Fuji E Permana/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah santri usai mengikuti upacara petingatan hari santri di pelataran Monas, Jakarta, Sabtu (22/10).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah santri usai mengikuti upacara petingatan hari santri di pelataran Monas, Jakarta, Sabtu (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ribu santri berkumpul di halaman Tugu Monas, Jakarta, Sabtu (22/10). Kehadiran puluhan ribu santri tersebut untuk mengikuti upacara memperingati Hari Santri Nasional yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Peringatan tersebut bertemakan 'Merajut Kebhinekaan dan Kedaulatan Indonesia.'

Ada sekitar 1.000 bis yang mengakut para santri dari Jabodetabek menuju Monas. Satu persatu bis sampai ke pintu masuk halaman Monas sejak pukul 07.00 WIB. Para santri mulai berdatangan berduyun-duyun memasuki halaman Tugu Monas. Langkah kaki mereka ringan, raut wajah para santriwan dan santriwati nampak antusias mengikuti upacara.

Wasekjen PBNU sekaligus Koordinator Nasional Hari Santri Nasional, Imam Pituduh mengatakan, tujuan dari upacara peringatan hari santri yang pertama untuk mengingat momentum masa lalu sebagai upaya membangkitkan semangat nasionalisme.

"Kedua, agar kaum santri bisa berperan lebih aktif lagi dalam mengisi kemerdekaan," katanya kepada Republika.co.id, Sabtu (22/10).

Sebelum upacara peringatan dimulai, puluhan ribu santri menyanyikan lagu Syubbanul Wathan atau Yaa Lal Wathan yang serat dengan makna perjuangan. Suara para santri pun menggema di halaman Tugu Monas pada Sabtu pagi.

Salah seorang peserta upacara, Santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Al-hidayah Basmol di Jakarta Barat, Muhammad Ashon Haji (14 tahun) mengatakan, tahun lalu tidak ikut peringati Hari Santri Nasional. Tapi, hari ini pertama kali dalam hidup mengikuti upacara Hari Santri Nasional.

"Senang bisa ikut karena ketemu teman-teman santri lain walau gak kenal satu-satu," ujarnya.

Ia mengungkapkan, ternyata banyak santri yang datang dari berbagai daerah. Jumlahnya pun sangat banyak. Jadi merasa semakin senang menjadi santri saat melihat ribuan santri lain datang ke Monas. Ia pun mengaku bangga menjadi santri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement