Jumat 21 Oct 2016 22:42 WIB

Forum Pondok Pesantren Minta PKB Konsisten Perjuangkan Pesantren

LINTAS NUSANTARA: Warga menyaksikan kirab santri guna menyambut Hari Santri Nasional ke-2 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (20/10). Kirab tersebut diikuti 7.000-an santri dari 100 pondok pesantren di wilayah Kota Tasikmalaya.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
LINTAS NUSANTARA: Warga menyaksikan kirab santri guna menyambut Hari Santri Nasional ke-2 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (20/10). Kirab tersebut diikuti 7.000-an santri dari 100 pondok pesantren di wilayah Kota Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID,  CIREBON— Tak kurang dari ratusan ulama Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) se-Jawa Madura meminta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) istikamah memperjuangkan pesantren dan kaum santri.

Permintaan tersebut disampaikan langsung kepada Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, di sela-sela kunjungan ke kediaman kiai khos (sepuh) Nahdlatul Ulama (NU), yakni KH Mahtum Hanan, Pondok Pesanteren Babakan, Ciwaringin, Cirebon, Jumat (21/10).

Kedatangan Cak Imin ke kediaman KH Mahtum Hanan didampingi ajengan Ponpes Arjowinangun Cirebon, KH Hosen Muhammad dan Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jawa Barat Dedy Wahidi.

Cak Imin, begitu akrab disapa menyatakan kesiapannya istiqamah memperjuangkan pesantren dan kaum santri. PKB akan selalu mendengarkan permintaan dan intruksi kiai dan para ajengan.

“PKB akan istikamah memperjuangkan pesantren dan kaum santri," katanya dalam keterangan persnya kepada Republika.co.id.

Lebih lanjut, Cak Imin mengatakan Persatuan Ponpes (Ittihadul Ma'ahid) sangat diperlukan untuk bertukar ilmu serta pengalaman.

Ponpes memiliki karakteristik beragam, konsentrasi keahlian majemuk, dan keilmuan keagamaan yang berbeda-beda.

Perbedaan tersebut kemudian dipadukan Bahtsul Masail untuk membahas permasalahan keagamaan, hukum Islam, keumatan bahkan problematika aktual kemasyarakatan kebangsaan dan kenegaraan dengan cara atau tradisi dan kekhasan pesantren.

Inilah, ungkap Cak Imin, cara pesantren mengkohesikan dirinya, mempersatukan belbagai keragaman mereka dalam sebuah forum yg bernama Bahsul Masail. “Bahtsul Masail merupakan tradisi pesantren  khas dan unik," tuturnya.

Ia menambahkan, di PKB setiap keputusan dan kebijakan politik juga atas dasar Bahtsul Masail. Tidak jarang para kiai dan penggerak PKB selalu membahas masalah kekinian perpolitikan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia yang juga di landasi atas pandangan-pandangan brbasis tradisi kitab kuning.

PKB merupakan satu-satunya partai yang sebagian besar langkah dan kebijakan politiknya banyak didasari dan berlandaskan dari hasil Bahsul Masail.

“Dalam hal menyusun RUU atau perda di DPR, banyak sekali UU yg diusulkan Fraksi PKB itu berdasar Bahtsul Masail," paparnya.    

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement