Jumat 21 Oct 2016 18:11 WIB

Kementan Berencana Kembangkan 1.000 Hektare Sorgum di NTT

Rep: Rossi Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Kebun Sorgum di Adonara.
Foto: Antara
Kebun Sorgum di Adonara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sorgum telah lama dikenal oleh petani khususnya di Jawa, NTB dan NTT. Namun peluang pengembangan sorgum di daerah NTT dinilai cukup besar dan dapat dengan mudah tumbuh subur, karena memiliki banyak lahan kering.

Badan Penelitian dan pengembangan (Litbang) Kementerian Pertanian, tengah giat mengembangkan sorgum manis untuk produksi bioetanol. Eksplorasi potensi etanol sorgum manis, diperoleh dari nira batang sorgum, bagase dan biji.

"Kementerian Pertanian berencana mengembangkan tanaman sorgum seluas 1.000 hektare, di daerah tersebut pada 2016, yang dapat digunakan sebagai pangan pokok. Sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada padi beras," ungkap tim peneliti Balitbangtan.

Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan apresiasi atas pengembangan sorgum di lahan marginal di NTT. Pada awal 2016, Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil panen sorgum hingga 260 ton di Kabupaten Flores Timur.

Hasil panennya mencapau 200 ton, dan Kabupaten Lembata 60 ton. Sampai saat ini luas lahan yang dikembangkan untuk sorgum mencapai 102 hektaer yang tersebar di Kabupaten Flores Timur, Lembata, Manggara Barat, Sumba Timur dan Ende yang ada di NTT.

Adapun sorgum yang telah diolah menjadi etanol, dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah dengan kadar etanol 40 hingga 60 persen. Untuk kebutuhan laboratorium dan farmasi 70 hingga 90 persen, dan sebagai bahan substitusi premium 90 hingga 100 persen.

Sorgum merupakan tanaman semusim yang toleran pada kekeringan, dan tidak banyak memerlukan air selama pertumbuhannya. Tanaman ini pada awalnya 'ditumbuhkan' di daerah beriklim kering di Ethiopia, bagian timur laut benua Afrika, sekitar 7.000 tahun yang lalu.

Di negara-negara yang masyarakatnya menggunakan sorgum sebagai bahan pangan, berbagai jenis pangan olahan dikembangkan dari tepung sorgum. Antara lain berbagai jenis bubur, tortila, chapati, roti tanpa dan dengan fermentasi dan sebagainya. Pangan dari sorgum tersebut menjadi menu utama masyarakat sejak abad ke lima hingga sekarang.

sumber : website Balitbangtan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement