REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Fikri Faqih mengatakan, realisasi penyerepan Kartu Indonesia Pintar (KIP) berjalan lambat. Hingga Oktober penyerapan masih di bawah 60 persen.
“KIP sekarang yang ditargetkan 17 jutaan sekian, penerima KIP 4,1 juta di luar sekolahan realisasinya masih kecil sekali 2016,” ujar Fikri kepada Republika.co.id, Kamis (20/10).
Menurut Fikri, ada problem baru yang membuat realisasi KIP berjalan lambat yaitu semenjak penyaluran dilakukan melalui kartu. Padahal, kata Fikri, bantaun serupa sebelum menggunakan KIP berjalan lancar.
Di samping itu, persoalan klasik yaitu data penerima belum terkonfirmasi dengan baik. Saat ini data yang digunakan yaitu data di tahun 201 yang dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Pembangunan Kemiskinan (TNP2K). Kemudian, data yang ada di Kemensos juga masih banyak yang tidak valid.
“PR (pekerjaan rumah) belum terselesaikan yaitu data gak valid kemudian ada lagi dari langsung ke kartu, itu menjadi terhambat. Sekarang ini belum ada 80 persen, kemungkina menurut saya baru 50 persen,” kata Fikri.