Rabu 19 Oct 2016 14:05 WIB

NU dan Muhammadiyah Makin Sering Berkolaborasi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Bilal Ramadhan
NU-Muhammadiyah (ilustrasi)
NU-Muhammadiyah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bedah buku Becoming Muhammadiyah. Namun, buku itu dinilai turut menceritakan kisah kasih dua ormas besar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Direktur Pusat Studi Islam dan Pancasila UMJ, Ma'mun Murod, melihat kolaborasi yang dijalin Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah semakin banyak. Ia berpendapat, itu merupakan kondisi yang memang seharusnya sama, seperti para pendiri KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan.

"Kolaborasi makin banyak dilakukan, dan memang harus selalu dicari titik temu NU dan Muhammadiyah," kata Ma'mun, Rabu (19/10).

Ma'mun menerangkan, baik KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Ahmad Dahlan, sama-sama mengalami proses belajar yang sama, cuma berbeda di lahan dakwah. Ia menilai, Kiai Dahlan mengalami suasana seperti klenik, sedangkan Kiai Asy'ari lebih banyak mengalami kelakuan seperti mabuk dan judi.

Meski begitu, ia menilai proses belajar itu tetap dijalani keduanya, sama seperti penuturan mereka yang mengenal Muhammadiyah di buku Becoming Muhammadiyah. Menurut Ma'mun, itu yang membuat pemahaman Muhammadiyah itu menjadi dinamis dan progresif, karena proses belajar yang tiada henti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement