Rabu 19 Oct 2016 13:46 WIB

Cara Pemprov NTB Tekan Tindak Kekerasan Anak dan Perempuan

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Dwi Murdaningsih
Kekerasan terhadap perempuan. (ilustrasi)
Foto: www.jawaban.com
Kekerasan terhadap perempuan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin mengatakan, tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan masih menjadi pekerjaan rumah bagi Provinsi NTB. Ia tidak menampik masih banyaknya tindakan kekerasan terhadap anak, perempuan, dan pekerja migran warganya.

Menurutnya, untuk benar-benar meniadakan tindak kekerasan terhadap anak, perempuan, dan pekerja migran merupakan hal yang sangat sulit, namun Pemprov terus berupaya penuh untuk menurunkan tinggi tingkat kekerasan tersebut. "Untuk kita nolkan sulit, tapi untuk meminimalisir dan kuranginya, ini peran kita semua," ujarnya dalam seminar perlindungan sosial korban tindak kekerasan, Rabu (19/10).

Amin menambahkan, banyak hal yang dapat dilakukan guna menekan tingginya angka kekerasan terhadap anak dan perempuan. Salah satunya penguatan fungsi agama dan sosialisasi dengan lebih masif. Ia menambahkan, kehadiran kegiatan-kegiatan yang inovatif juga merupakan salah satu langkah jitu untuk menekan tingginya angka kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Kekerasan terhadap pekerja migran juga menjadi perhatiannya. Sebab, NTB menjadi provinsi keempat di Indonesia dalam hal pengiriman jasa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Untuk itu, Pemprov NTB terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan Malaysia sebagai salah satu negara tujuan TKI NTB terbanyak.

"Makanya dengan Malaysia harus lebih bagus, lebih banyak berkualitas dan hubungan kerja sama dalam berbagai sektor," lanjutnya.

Kedekatan emosional dari segi rumpun dan bahasa dengan Malaysia, merupakan nilai lebih Indonesia dalam menjalin kerja sama dibandingkan dengan negara lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement