Selasa 18 Oct 2016 12:47 WIB

Industri Batik Nasional Harus Tingkatkan Daya Saing

Red: M Akbar
On of batik center in Pekalongan, Central Java (illustration).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
On of batik center in Pekalongan, Central Java (illustration).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku industri batik nasional diminta untuk dapat meningkatkan daya saingnya dalam menghadapi persaingan global. Membanjirnya batik-batik impor ke dalam negeri sepatutnya dijadikan momentum untuk memperbaiki diri sekaligus meningkatkan mutu produk.

Hal tersebut disampaikan oleh anggota Komisi X, Marlinda Irwanti, dihadapan peserta bimbingan teknis dan sertifikasi batik yang digelar di Pekalongan, Selasa (18/10). Ia menilai hadirnya batik printing dari Cina, Malaysia, Vietnam, India dan beberapa negara dari Afrika seharusnya disikapi secara bijak.

Ia tak menampik batik printing asal Cina itu memang cukup diminati pasar di Indonesia karena memiliki harga murah. Situasi ini, kata dia, sangat memengaruhi penjualan batik produksi dalam negeri termasuk di pekalongan.

''Tapi situasi ini sepertinya hanya bersifat sementara karena ini terjadi saat perekonomian kita sedang lesu. Saya yakin produk batik berkualitas dalam negeri akan kembali diminati saat ekonomi membaik,'' ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Marlinda menyadari pada masa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seperti sekarang, pelaku industri batik di Indonesia tak bisa menutup diri. Untuk dapat meningkatkan daya saing pelaku industri batik, kata dia, tentunya harus meningkatkan kemampuan diri dengan mengikuti sertifikasi profesi dan produk.

Saat ini, Marlinda mengungkapkan, ada sekitar 12 ribu pembatik baru. Namun baru ada sekitar 400-an pembatik saja yang sudah mengikuti sertifikasi profesi. Dengan mengikuti proses sertifikasi membatik, ia mengatakan, para pembatik akan mendapatkan pelatihan bagaimana meningkatkan kualitas produk berstandar.

''Kalau membatik lebih efisien maka produk batik berkualitas yang dihasilkan akan lebih banyak dan bisa meningkatkan upah pembatik. Inilah yang menjadi tantangan para pembatik kita ke depan,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement