Selasa 18 Oct 2016 11:39 WIB

BSI Purwokerto Gelar Seminar ‘The Safety of Communication Hacking with Network Security’

Suasana seminar 'The Safety of Communication Hacking with Network Security' yang digelar oleh BSI Purwokerto.
Foto: Dok BSI
Suasana seminar 'The Safety of Communication Hacking with Network Security' yang digelar oleh BSI Purwokerto.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- BSI Purwokerto menggelar seminar keamanan jaringan komunikasi dengan tema  Hacking and Security 'The Safety of Communication Hacking with Network Security'. Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula BSI Purwokerto, Jalan Prof. Dr HR Boenyamin No. 106, Pabuaran, Purwokerto Utara – Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (14/10/2016).

Seminar yang diselenggarakan oleh program studi Teknik Informatika (Prodi TI) ini mengundang narasumber CEO CV Abumars Informatika Muhamad Hidayat Nur MKom. Ia memaparkan lima cara seorang hacker dapat meretas aplikasi smartphone android.

 

Kelima cara tersebut, kata Hidayat, adalah melalui aplikasi chatting, via SMS (Short Message Sevice) dan MMS (Multimedia Messaging Service), melalui certifi-gate (mobile remote support tool, yang biasanya telah tertanam pada Sistem Operasi Android dan dipasang oleh setiap pabrikan smartphone Android), sidik jari, dan aplikasi baterai.

Sebagai CEO dari unit usaha yang bergerak di bidang jasa layanan TI dan multimedia, Hidayat Nur memberikan beberapa solusi proteksi sistem informasi di antaranya dengan cryptography (encryption & decryption), access control list (HW/SW), kebijakan dan prosedur, auditing, standarisasi atau sertifikasi (contohnya; CISA, CISSP, BS7799, ISO17799), pembaharuan sofware (software updating), network security and system monitoring (contohnya; log files, firewall, intrusion detection system), backup data, serta disaster recovery and contingency plan.

Koordinator pelaksana seminar, Afit Muhammad Lukman mengemukakan,  perkembangan zaman yang maju tidak lepas dari pengaruh majunya teknologi khususnya di bidang telekomunikasi. Alat komunikasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

 

Namun, lanjut Afit, teknologi yang canggih tersebut rawan terhadap tindak kejahatan dunia maya. Maka dengan dilaksanakannya seminar tersebut diharapkan mahasiswa mampu melindungi data dari tindak kejahatan dunia maya dengan mengetahui sistem kerja hacking.

 

“Dengan diadakanya seminar seperti ini diharapkan mahasiswa mengerti dan mampu untuk melindungi data mereka yang ada pada perangkat smartphone. Minimal mengetahui bagaimana cara agar tingkat keamanan data lebih terjamin,”  ujar Afit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement