REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meresmikan pusat pelatihan Regional Training and Research Center for Marine Biodiversity and Ecosystem Health (RTRC MarBEST Center), Senin (17/10). Pendirian pelatihan ekosistem dan keragaman hayati itu bertujuan meningkatkan kapasitas peneliti muda di bidang keanekaragaman hayati.
Menurut Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki garis pantai tropis terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. "Karena itu, peningkatan kapasitas SDM kelautan sangat penting dilakukan. Peningkatan kemampuan SDM dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan kerja sama riset di tingkat regional," ujar Iskandar di Gedung Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) LIPI, Ancol, Senin.
Pendirian pusat pelatihan ini didukung oleh UNESCO International Oceanographic Comission (IOC) melalui pemberian dana bagi peserta pelatihan regional. Pendanaan diharapkan dapat mendukung penelitian potensi laut Indonesia yang belum terungkap.
Setelah diresmikan, RTRC MarBEST Center segera menggelar pelatihan tingkat regional yang mengusung tema taksonomi spesies crustasea (Crustacean Taxonomy Training). Menurut Kepala P2PO LIPI, Dirhamsyah, pelatihan ini diikuti oleh 30 peneliti muda dari negara asia pasifik. Pelatihan diikuti oleh 25 negara, diantaranya Indonesia, Bangladesh, Kamboja, Vitnam, Filipina, Korea Utara, Iran, Malaysia dan Thailand.
"Tujuan pelatihan adalah memberikan pengetahuan dan peningkatan kompetensi bidang taksonomi kepada para peneliti muda Indonesia dan negara asia pasifik lain. Tingginya antusiasme peserta pelatihan membuktikan jika kapasitas para peneliti Indonesia diakui dunia. Khususnya yang terkait dengan taksonomi biota laut," kata dia.