Senin 17 Oct 2016 12:45 WIB

Harga Cabai di Madiun Melonjak Tinggi

 Pedagang mengatur cabai dilapak pasar tradisional. ilustrasi
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pedagang mengatur cabai dilapak pasar tradisional. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Harga cabai di sejumlah pasar tradisional Kota Madiun, Jawa Timur melonjak tinggi. Meroketnya harga cabai ini dikarenakan pasokan terbatas akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan sebagian petani gagal panen.

"Pasokan cabai dari petani minim sehingga stok yang dimiliki pedagang di pasar tradisonal juga sedikit. Akibatnya harga cabai melonjak," ujar Lestari, pedagang cabai di Pasar Besar Kota Madiun, Senin (17/10).

Harga cabai keriting dan cabai merah naik dari kisaran Rp 32 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogram (kg) pada pekan lalu menjadi Rp 49 ribu per kg, sedangkan harga cabai rawit naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 36 ribu per kg.

Menurut dia, kenaikan sudah mulai terlihat sejak sepekan terakhir. Namun, melonjaknya terjadi sekitar tiga hari yang lalu.

Curah hujan yang cukup tinggi di Madiun dan sejumlah sentra penghasil cabai lainnya, menyebabkan para petani cabai gagal panen, sehingga pasokan cabai di pasar tradisional juga terbatas.

Sejumlah pedagang cabai di pasar tradisional, terpaksa harus menambah modal belanja untuk membeli berbagai jenis cabai yang harganya terus naik. Mereka memprediksi harga cabai akan terus naik karena curah hujan yang cukup tinggi seiring memasuki musim hujan di wilayah Jawa Timur.

Sementara, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pariwisata (Disperindagkoppar) Kota Madiun, Sudandi mengatakan, kenaikan harga cabai di sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Besar, Pasar Sleko, dan Pasar Sri Jaya murni karena pasokan cabai berkurang akibat musim hujan.

"Padahal, permintaan pasar cenderug tetap. Sehingga stok di pasaran tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar sehingga harga melonjak," tuturnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement