REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga korban penggusuran di Bandung juga ikut menghadiri acara Cahaya Tanah Gusuran yang berlangsung di lahan bekas reruntuhan bangunan rumah warga di RT 6 RW 12, Bukit Duri, Jakarta Selatan, Sabtu (15/10). Warga Bandung yang hadir yaitu korban penggusuran di Kebon Waru, Batununggal, Kota Bandung, tepatnya di jalan Karawang dan di jalan Jakarta.
Selain itu, korban penggusuran di Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, juga datang. "Kami dari Bandung datang ke sini (Bukit Duri) untuk ikut bersolidaritas bahwa di Bandung juga ada ketidakadilan. Ada perampasan hidup rakyat selama bertahun-tahun," kata salah satu dari 10 orang yang datang dari Bandung itu dalam orasinya, Sabtu (15/10).
Di antara warga korban penggusuran di Bandung yang hadir, yakni Amin, Tomy Rianto, dan seorang atlet senam nasional, Amin Iksan. Datang pula aktivis dari Pembebasan Bandung, Irfan Pradana yang ikut dalam rombongan Bandung tersebut.
Amin Iksan, seorang atlet senam yang memiliki 13 medali emas dari berbagai kompetisi, mengatakan, sudah setahun dia mengalami penggusuran. Setahun itu pula, dia tinggal di lokasi penggusuran di Kebon Waru, Bandung, dengan beratapkan tenda. "Ada sekitar 52 KK yang tetap bertahan bersama saya," kata dia.
Atlet yang terakhir kali menempati posisi rangking 7 dunia pada 2000 itu sebelumnya memiliki rumah tempat usaha, studio musik, dan beberapa kontrakan. Namun, semua bangunan itu dan rumah warga lain dirobohkan tanpa ada ganti rugi. Padahal, PBB selalu dia bayarkan secara rutin.
Iksan mengatakan, yang dituntut warga hanya ganti rugi bangunan karena diakui bahwa tanah memang milik pemerintah kota. kata dia, ganti rugi yang dibayarkan saat hendak dirobohkan, hanya Rp 5 juta. Besaran ini pun dipotong setengahnya karena alasan pengurusan administrasi sehingga yang diterima bersih hanya Rp 2,5 juta.
"Memang dipindahkan ke Rancasili, dekat Gedebage, tapi tempatnya jauh, kurang strategis. Di dalam gitu. Mau ke mana-mana juga susah," kata dia.
Iksan melanjutkan, pada Agustus 2015 lalu memang Ridwan selaku wali kota sempat menjenguknya. Namun, selepas itu, tidak ada tindak lanjut dari pemkot untuk memberikan perhatian tidak hanya pada dirinya tapi juga pada warga gusuran yang lain. Pihak Pemkot kerap menawarkan Iksan sebuah rumah untuk ditinggali, tapi ia tolak. "Bagaimana bisa saya merasa senang di atas penderitaan orang lain," ujar dia.
Terkait keluah kesah warga itu, belum ada komentar dari Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.