REPUBLIKA.CO.ID, KOBA -- Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungao (DAS) dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan RI Hilman Nugroho mengemukakan 50 persen lahan hutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kondisi kritis. Hal ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk setiap tahun, lemahnya penegakan hukum dan rendahnya kesadaran masyarakat.
Ia menjelaskan memulihkan hutan kritis tersebut membutuhkan waktu lama namun bisa dilakukan dengan adanya komitmen bersama masyarakat, pihak swasta dan pemerintah daerah. "Ke depan mesti diwajibkan seluruh elemen baik BUMN, pemerintah daerah, masyarakat dan pihak swasta melakukan penanaman pohon di lingkungan masing-masing," ujarnya, saat menghadiri acara gerakan menanam pohon di Bumi Perkemahan Pramuka Titian Puspa Pemkab Bangka Tengah, Jumat (14/10).
Ia mengatakan hutan yang asri adalah sumber kehidupan dan kesehatan masyarakat serta menjaga habitat hewan yang hidup di dalamnya. "Kalau kondisi lingkungan tidak sehat, maka masyarakat juga tidak bisa hidup sehat. Makanya, melalui kegiatan menanam pohon dengan tema "Ayo Kerja Tanam dan Pelihara Pohon untuk Hidup yang Lebih Baik" terus digalakkan," ujarnya.
Sementara Staf Ahli Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Bidang Pemerintahan, Syahrudin mengajak seluruh komponen masyarakat secara serentak melaksanakan gerakan menanam pohon di daerah itu. "Hutan ini menyangkut lingkungan hidup, kalau lingkungan baik maka hutan terjaga dan hidup menjadi sehat dan damai. Justeru itu saya dalam kesempatan ini mengajak masyarakat Babel galakkan menanam pohon," ujarnya.