REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Nasdem mendukung pihak kepolisian untuk mengusut tuntas pelaporan dugaan penistaan agama oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) secara profesional. Ini bertujuan agar kasus tersebut menjadi jelas dan tidak ada dugaan-dugaan negatif yang berkembang ke depannya.
"Sebagai negara hukum, kami mendukung penuh langkah polri mengungkap kasus ini agar semuanya jelas terang benderang," ujar Wakil Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot Wibi Andrino di Jakarta, Sabtu (15/10).
Dia mendorong kasus tersebut dibuka selebar mungkin. Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem DKI Jakarta ini meyakini bahwa kepolisian terlebih lagi di bawah komando Jenderal Tito Karnavian akan bekerja secara profesional dan bebas intervensi dari pihak manapun. Kepolisian akan melakukan proses hukum tanpa terpengaruh opini publik.
Hingga kini, Wibi percaya apa yang diucapan Ahok tidak bertujuan untuk mendiskreditkan agama tertentu, serta bukan termasuk tindak pidana. Apalagi, Wibi menyebut Ahok bersama Nasdem telah berkomitmen tak akan menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) hanya untuk kepentingan politik sesaat.
"Jadi kami sangat menghormati proses yang tengah berjalan. Biar kepolisian bekerja," ujarnya. Yang jelas, kata Wibi, Nasdem akan menghadirkan pesta demokrasi di Jakarta secara terhormat dan haram menggunakan isu SARA.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ahok menjadi bulan-bulanan banyak pihak terkait pernyataannya tentang surah Al Maidah ayat 51. Semuanya berawal dari beredarnya video di Youtube yang direkam pada acara pertemuan Gubernur DKI Jakarta dengan warga Kepulauan Seribu.
Video tersebut dipublikasikan pada tanggal 27 September 2016. Dalam video tersebut, Ahok mengatakan bahwa masyarakat yang datang dalam acara tersebut dibohongi pakai surah Al Maidah 51 agar tidak memilihnya di pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017.