REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Setelah bertahan selama empat hari, bayi malang yang dibuang orang tuanya, Ningrat Kusuma Dewi, menghembuskan nafas terakhirnya. Bayi dengan berat satu kilogram tak berumur panjang karena paru-parunya gagal berkembang dengan baik.
Dengan kondisi ini, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, meminta maaf ke semua pihak, termasuk orang yang telah tega membuang bayi perempuan itu. "Saya meminta maaf, karena tidak bisa menjaga dan merawat bayi Ningrat. Termasuk, maaf saya untuk orang yang telah membuang bayi tersebut," kata Dedi kepada Republika.co.id, Jumat (14/10).
Menurut Dedi, bayi yang mendapat perawatan khusus dan pengawasan langsung dari dirinya ini ditemukan pertama kali oleh seorang warga. Bayi itu tergeletak di halaman Masjid Al Falah, Sadang. Bayi malang itu, terbungkus plastik hitam dan tas berwarna kuning.
Kemudian, warga membawa bayi itu ke RS Asri Purwakarta sebelum dirujuk ke RSUD Bayu Asih. Selama di Bayu Asih, bayi tersebut langsung diawasi oleh Dedi. Bahkan, Dedi sampai menunjuk perawat khusus untuk menangani bayi Ningrat. Tak hanya itu, perawat tersebut mendapatkan honor langsung dari bupati dua periode itu.
Tetapi, lanjut Dedi, saat ini Ningrat sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Bayi yang dilahirkan prematur serta usianya diperkirakan antara tujuh sampai delapan bulan saat ini telah dikebumikan. "Ningrat dimakamkan di TPU Sadang," ujar Dedi.
Sementara itu, Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih, Deni Dermawan mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi tersebut meninggal dunia. Di antaranya, usianya yang sangat muda akibat lahir prematur, berat badannya hanya satu kilogram, dan paru-paru bayi ini tidak sempurna.
"Selama menjalani perawatan, bayi Ningrat tidak bisa bernafas dengan baik," ujarnya.
Rumah sakit sudah berupaya untuk merawat bayi malang ini. Bahkan, seluruh prosedur medis sudah dijalankan demi mengembalikan keadaan bayi tersebut ke dalam kondisi normal. Akan tetapi, tindakan medis tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan.