Jumat 14 Oct 2016 14:31 WIB

Sepak Terjang Jonan di Kabinet Jokowi

Pelantikan Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10).
Foto: Satria Kartika Yudha/Republika
Pelantikan Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Ignasius Jonan kembali masuk ke dalam jajaran menteri kabinet pemerintahab Presiden Joko Widodo. Jonan tak lagi menjabat sebagai Menteri Perhubungan, melainkan Menteri ESDM.

Jonan memiliki catatan karir cukup panjang di dunia perbankan dan pemerintahan. Namannya mencuat ketika menjabat sebagai Direktur PT Kereta Api Indonesia pada 2009 dan 2014.

Banyak kalangan memuji kinerja Jonan yang dianggap sukses membenahi sistem transportasi kereta menjadi lebih humanis. Ia juga berhasil membawa PT KA dari rugi menjadi untung.  Ia melipatgandakan aset KAI dari Rp 5,7 triliun pada 2008 menjadi Rp 15,2 triliun pada 2013.

Ia sukses menyingkirkan calo tiket yang kerap membayangi di stasiun-stasiun. Atas keberhasilannya itu, Jonan diangkat Joko Widodo sebagai Menteri Perhubungan pada Oktober 2014.

Jonan melakukan sejumlah gebrakan-gebrakan di Kemenhub. Di antaranya,  Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membekukan izin rute lima maskapai.

Pembekuan tersebut, terkait pelanggaran jadwal penerbangan, yang totalnya mencapai 61. Semua pelanggaran tersebut diwakili Lion Air sebanyak 35 pelanggaran, Garuda Indonesia (empat), Wings Air (18), Susi Air (Tiga) dan Trans Nusa (satu).

 

Selain itu ia juga menolak memberikan izin pembangunan Badara Udara Lebak. Penolakan tersebut, terkait sempitnya ruang udara di sekitar jika Bandara Udara Lebak jadi dibangun. Di sekitar lokasi, baik ke arah barat, utara, selatan, dan tenggara sudah ada ruang udaranya.

Namun sejumlah gebrakannya, tersandung oleh kegagalan ia mengantisipasi insiden mudik lebaran pada tahun lalu. Insiden yang dikenal dengan Brebes Exit (Brexit) telah membuat pemerintah menuai banyak kecaman.

Pemerintah dianggap gagal mengantipasi kemacetan parah di tol Cipali sehingga menimbulkan jatuhnya korban.

Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan tahun ini memang pertama kalinya ruas tol Cipali yang tembus sampai Brebes Timur dimanfaatkan oleh pemudik. Artinya, pertama kali pula masyarakat memakai jalan tol sepanjang 300 km untuk mudik.

Baca juga,  Jonan Dilantik Jadi Menteri ESDM, Arcandra Wakil Menteri ESDM.

"Kita belajar lah sama sama. Sebenarnya setiap jalan tol dioperasikan dari ujung ke ujung harus pintu utama atau pintu mayor. Kalau ada pintu kecil tidak boleh ada dioperasikan sebagai ujung dari jalan tol atau sebelah high way. Pasti macet. Pasti," kata pada Juli lalu.

Tak lama setelah insiden itu, Jokowi mengumumkan perombakan kabinet. Jonan pun masuk dalam daftar yang digantikan. Ia diganti oleh Budi Karya Sumadi.  Selentingan lain yang menjadi spekulasi dalam perombakan kabinet adalah ketidaksetujuan Jonan dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Jonan tak  hadir dalam peletakan batu pertama proyek yang dimenangi perusahaan Cina itu.  Kini berselang tak kurang dari tiga bulan, namanya kembali masuk jajaran kabinet. 

Ia menjadi Menteri ESDM. Namun Jonan, harus banyak belajar di sektor ini, karena pengalamannya yang masih minim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement