Rabu 12 Oct 2016 20:19 WIB

Swasembada Pangan Kalimantan Dipercepat

Rep: eh ismail/ Red: Budi Raharjo
Panen padi (ilustrasi)
Foto: Kementrian pertanian
Panen padi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN --- Pemerintah mempercepat target swasembada pangan di Pulau Kalimantan menjadi 2017. Sebelumnya, Pulau Borneo ditargetkan bisa mencapai swasembada pangan pada 2018.

“Kalau kita mau kerja keras, ini bisa. Pada 2017 nanti, Borneo mandiri pangan dengan luas lahan baku sawah 1,04 juta hektare,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam acara Rapat Koordinasi Pangan yang mengusung tema “Mandiri Pangan, Borneo Sejahtera”, di Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (12/10).

Dalam rakor tersebut, Mentan mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan di Kalimantan guna percepatan peningkatan produksi sejumlah komoditas pangan strategis, seperti padi, jagung, dan kedelai. Di antara para pejabat yang hadir adalah Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisyal, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Pangdam VI Mulawarman Johny L Tobing, Kepala Dinas Pertanian Kaltim Ibrahim, dan kepala dinas pertanian dari seluruh kabupaten/kota di Pulau Kalimantan.

Sejauh ini, Mentan melanjutkan, dari lima provinsi yang ada di Pulau Kalimantan, praktis hanya dua provinsi yang belum mencapai swasembada pangan utama, yakni padi. Sebanyak tiga provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat, sudah mencapai swasembada padi. Adapun Kaltim dan Kalimantan Utara (Kaltara), masih membutuhkan pasokan beras dari daerah lain guna mencukupi kebutuhan warganya.

Belum terpenuhinya kebutuhan beras dari daerahnya sendiri, kata Mentan, membuat warga Kaltim dan Kaltara rentan terhadap goncangan inflasi. Apalagi, beras termasuk penyumbang inflasi dengan kontribusi (share) mencapai 28 persen dari angka kenaikan harga.

Menurut Mentan, selama ini Provinsi Kaltim dan Kaltara mendapatkan pasokan beras dari Surabaya, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Hal itu membuat harga beras menjadi lebih tinggi lantaran biaya angkut (logistik) dan distribusi (middle man) ditanggung konsumen.

“Jadi ini nanti caranya tinggal dua kali tanam di lahan yang ada, itu saja caranya. Nanti juga ada 2 juta hektare penambahan lahan (pertanian) di seluruh Indonesia, Kalimantan akan menyesuaikan kebutuhannya berapa,” kata Amran.

Mentan menerangkan, saat ini luas lahan baku sawah di Pulau Kalimantan mencapai 1.047.837 hektare. Dengan total penduduk sekitar 15 juta jiwa, konsumsi beras di Kalimantan per tahun hanya 2-3 ton. Dengan program percepatan peningkatan produksi padi melalui dua kali tanam, maka produksi padi Kalimantan bisa mencapai 5 juta ton. “Dengan begini saja, bisa sudah Kalimantan swasembada. Kita hanya butuh kerja, kerja, dan kerja,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement