Rabu 12 Oct 2016 18:16 WIB

Indonesia Tuan Rumah Pertemuan Penelitian Padi Internasional

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Panen padi. Ilustrasi
Foto: .
Panen padi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerja sama pemerintah Indonesia dan International Research Rice Institute (IRRI) telah dimulai sejak tahun 1972.  Berbagai varietas hasil kerjasama peneliti IRRI dan Balitbangtan telah diadopsi petani.

Fokus penelitian saat ini adalah varietas yang tahan akan stress lingkungan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Salah satu keberhasilan kerja sama yang baru-baru ini diluncurkan adalah varietas padi tahan genangan seperti Inpara 30 atau Ciherang-Sub1 yang dilepas pada tahun 2012.

Serta Inpari 34 dan Inpari 35 Salin Agritan, tahan salinitas pada tahap pembenihan yang dilepas pada tahun 2014. Inpari 42 dan 45 dengan potensi hasil tinggi untuk sawah tadah hujan dilepas pada tahun 2016.

Indonesia pada tahun ini berkesempatan untuk menjadi tuan rumah pertemuan Dewan Penasehat IRRI, yang diselenggarakan setiap tahun, untuk membicarakan arah prioritas penelitian padi ke depan. Pertemuan Dewan Penasehat IRRI tahun 2016 akan dilaksanakan pada tanggal 12-14 Oktober 2016, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Dewan Penasehat IRRI terdiri atas 15 orang perwakilan dari negara Amerika Serikat, Tiongkok, India, Thailand, Jepang, Tanzania, Filipina, Australia, dan Indonesia. Indonesia diwakili oleh Tahlim Sudaryanto.

Mendahului pelaksanaan pertemuan Dewan Penasehat IRRI, diselenggarakan High-Level Symposium on Rice and Food Security in Indonesia, the Global Market, Scientific Research, and Action Programs, pada 11 Oktober 2016, di Hotel RitzCarlton,   Jakarta.   

Konferensi tersebut bertujuan menyampaikan capaian kondisi pembangunan pertanian di Indonesia. Konferensi dibuka oleh  Sekretaris Jenderal Pertanian Hari Priyono, mewakili Menteri Pertanian. Dalam sambutannya, Sekjen menyampaikan target Indonesia untuk  mencapai swasembada beras dan jagung  pada  2017.   

Menurut Hari, Berbagai upaya khusus dilakukan oleh Kementerian Pertanian seperti perbaikan infrastruktur, pengadaan saprodi   yang berkualitas serta penggunaan teknologi yang tepat guna. Hasilnya, produksi beras padatahun 2015 naik 6,42 persen dibandingkan tahun 2014.

Pencapaian ini diapresiasi oleh IRRI, terlebih jika melihat tren ke depan, dimana konsumsi beras semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. ''Sementara ancaman terhadap produksi juga semakin tinggi dengan adanya perubahan iklim,'' ucap Hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement