REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial (Kemensos), Harry Hikmat,mengatakan integrasi kartu keluarga sejahtera (KKS) dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP), belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Integrasi KIP dalam satu kartu dengan KKS rencananya baru mulai dilakukan pada 2018.
"Dalam peta program bantuan sosial (bansos) nasional, integrasi KIP dengan KKS dilakukan secara bertahap. Pada 2017, integrasi baru dilakukan untuk uji coba di beberapa wilayah. Integrasi secara keseluruhan nantinya baru dilakukan pada 2018," ujar Harry kepada Republika.co.id di Jakarta, Rabu (12/10).
Untuk menunjang integrasi kedua kartu, pihaknya kini sedang mempersiapkan data sasaran dan data keluarga. Persiapan pendataan secara inklusif dilakukan oleh Kemensos bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Menurut Harry, pihaknya sudah mengirim data sebanyak 5,7 juta keluarga penerima program keluarga harapan (PKH) kepada Kemendikbud. Data tersebut akan diverifikasi dengan data pokok pendidikan (Dapodik).
Verivikasi data ini bertujuan memastikan sasaran penerima program KIP dalam satu keluarga penerima bantuan PKH. Integrasi KIP dalam satu kartu dengan KKA bertujuan untuk memudahkan penyaluran bansos kepada masyarakat dengan sistem keluarga.
"Ke depannya pemerintah akan terapkan penyaluran bansos secara nontunai. Prinsipnya satu kartu untuk penyaluran secara terintegrasi bagi orang tua dan anak atau disebut family saving account. Bansos nantinya tidak lagi dicairkan dalam sistem individual saving account," tambah dia.