REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial (Kemensos), Harry Hikmat, mengatakan persiapan dana penanganan dampak bencana alam mencukupi hingga akhir tahun. Anggaran penanggulangan darurat bencana ditopang dari dana hibah dalam negeri dan dana darurat yang pengajuannya dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Menurut Harry, proses pengadaan logistik tambahan untuk penanganan korban bencana alam hampir selesai dilakukan. Sementara itu, gudang logistik di provinsi telah menyalurkan keperluan persediaan bantuan di kabupaten dan kota yang membutuhkan.
"Selain paket untuk keluarga, anak, dan tenda, kami pun rencananya akan mulai menyalurkan bantuan makanan dalam bentuk ransum. Sistem ransum diharapkan dapat digunakan dalam kondisi yang sifatnya darurat. Setelah dibuka, makanan langsung dapat dikonsumsi," ujar Harry kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (11/10).
Bantuan ini rencananya mulai diberikan pada akhir Oktober. Bentuk ransum langsung makan dinilai efektif untuk membantu korban bencana alam karena dapur umum biasanya baru beroperasi dua hari setelah terjadinya bencana.
Selain logistik, Kemensos juga menyatakan santunan kematian, biaya jaminan hidup dan santunan kecelakaan akibat bencana alam masih mencukupi hingga akhir tahun. Harry menegaskan, pihaknya masih memiliki anggaran dari dana hibah luar negeri yang bisa digunakan untuk keperluan darurat penanganan bencana. "Untuk penanganan darurat dari sisi logistik, santunan dan jaminan hidup semua masih bisa ditanggung dari dana hibah. Kami pun bekerja sama dengan BNPB yang masih memiliki dana on call untuk darurat bencana, " kata Harry.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto, mengatakan besaran dana on call yang kini tersedia di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), sebesar Rp 500 miliar. Jumlah keseluruhan dana on call pada 2016 sebesar Rp 2 triliun. Dari jumlah itu, pihaknya telah menyalurkan sebanyak Rp 1 triliun untuk penanganan bencana. "Lalu, kami ajukan lagi untuk penanganan bencana sebesar Rp 500 miliar. Sisa dana saat ini sebesar Rp 500 miliar itu," kata Tri.
Meski demikian, pihaknya tetap optimistis jika dana on call masih mencukupi kebutuhan penanganan bencana alam hingga akhir tahun. "Kalau sampai akhir tahun masih cukup," ujarnya.
Sebelumnya, Deputi Badan Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Mulyono Rahadi Prabowo, mengatakan bagian selatan wilayah Indonesia paling awal mengalami musi penghujan pada 2016. Karena itu, pihaknya mengingatkan jika potensi bencana banjir dan tanah longsor di wilayah selatan Indonesia tinggi. Curah hujan di Indonesia diperkirakan terus naik hingga akhir 2016.