Selasa 11 Oct 2016 23:07 WIB

'Indonesia Kekurangan 110 Ribu Insinyur'

Insinyur (ilustrasi)
Foto: Pii.or.id
Insinyur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) sejak Senin (10/11) hingga Selasa (11/10).

Ketua Umum PII Dr Hermanto Dardak mengatakan tema dari Rapimnas kali ini adalah Melaksanakan Kerjasama Program Profesi Insinyur. Hermanto menyebut Rapimnas kali ini harapannya bisa menyediakan sejumlah insinyur yang berkualitas untuk mendukung pembangunan insfrastuktur.

Hermanto menyebut sejatinya Indonesia kekurangan 110 ribu insinyur. Ia menjelaskan pada 2014 diperkirakan sarjana teknik Indonesia sebanyak 750 ribu orang. "Tidak semua sarjana teknik itu insinyur," papar dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id

Sementara data PII menunjukkan insinyur yang terdaftar di PII hanya 27 ribu.Ia mengatakan kalkulasi untuk program pembangunan selama lima tahun mendatang, Indonesia kekurangan 110 ribu insinyur.

Minat yang rendah terhadap profesi insinyur menjadi perhatian khusus PII. "Di masa depan kekurangan ini akan menjadi ancaman serius yang bisa membuat daya saing Indonesia turun," ujar dia.

Hermanto menyebut, guna menggenjot jumlah insinyur di Indonesia,PII siap bekerjasama dengan perguruan tinggi dan industri sesuai dengan amanat UU No 11 tahun 2014.

Wakil Ketua Umum PII Heru Dewanto menegaskan UU Keinsinyuran mengamanatkan setiap insinyur di Indonesia harus terdaftar dan memiliki sertifikasi melalui PII. 

Sertifikasi insinyur,papar Heru, guna memastikan kualitas para insinyur di Indonesia. “Bayangkan apabila ada jalan yang rusak, atau JPO ambruk seperti di Pasar Minggu, tanpa peraturan yang jelas, maka tidak ada yang mau bertanggung jawab. Nah dengan sertifikasi ini, kami ingin agar profesi Insinyur juga berkontribusi terhadap keselamatan dan kenyamanan publik," papar dia.

Heru menambahkan, sertifikasi ini tidak hanya bertujuan melindungi masyarakat pengguna infrastruktur, namun juga melindungi profesi insinyur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement