Senin 10 Oct 2016 09:32 WIB

Menyulap Limbah Pertanian Menjadi Pengganti Styrofoam

Balitbangtan menemukan inovasi pengganti styerofoam
Foto: balitbangtan
Balitbangtan menemukan inovasi pengganti styerofoam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemasan pangan yang biasanya menggunakan styrofoam, saaatnya nanti dapat tergantikan dengan biofoam. Kemasan pangan  yang menyerupai styrofoam ini berbahan baku limbah pertanian yang mampu terurai secara alami dalam jangka waktu 15 hari. Styrofoam, benda ini sangat sulit untuk terurai dalam tanah, mungkin membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan menurut para pecinta alam, styrofoam tidak akan terurai atau mungkin bisa menjadi sampah abadi.

Proses mengganti styrofoam menjadi biofoam dapat dilakukan dengan mudah. Peneliti Badan Litbang Pertanian Evi Savitri menjelaskan bahan baku utama dari biofoam ini adalah serat dan pati. Serat diperoleh dari jerami, sekam, tandan kosong kelapa sawit (TKKS), serbuk kayu, serat nanas, bambu, sabut kelapa dan beberapa bagian dari jagung seperti tongkol, daun seret pelepahnya.

Sedangkan pati diperoleh dari ekstrak singkong, jagung, sagu, ubi, ganyong, Garut dan beras. Semua limbah bahan serat tersebut dari tahun ke tahun selalu meningkat, tetapi pemanfaatannya kurang maksimal. Proses pembuatan Biofoam ini sangat sederhana. Pertama serat yang berkururan 0,5-1 cm dicampur dengan ekstrak pati, kemudian diberi campuran magnesium dan polimer.

Magnesium fungsinya agar adonan tidak terlalu lengket, sedangkan polimer fungsinya sebagai pelapisan agar tidak mudah menyerap air.Perbandingan antara adonan dengan air  60:40 persen, dan prosesnya membutuhkan pemanasan 170 derajat Celsius dengan mengiakan cetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biofoam yang berbahan baku serat TKKS dan serat nanas adalah yang terbaik untuk membentuk biofoam.

Kemasan pangan yang berbahan baku plastik maupun styrofoam memang lebih praktis, ringan,tidak  mudah pecah dan mudah diberi label dan dapat diproduksi secara asal dengan harga relatif murah. Nah kita tahu bahwa kemasan pangan dari bahan plastik maupun styrofoam mengandung bahan yang sifatnya kimiawi itulah, kemasan pangan ini tidak ramah lingkungan dan tidak ramah bagi kesehatan manusia.

Sementara biofoam yang berbahan baku serat dari limbah pertanian dan pati ini aman bagi kesehatan manusia, dan ramah lingkungan karena bisa terdegradasi atau terurai secara alami dalam tempo 15 hari. Dengan telah ditemukan Biofoam ini tentu sangat membantu pelestarian lingkungan.

Saat ini masih diproduksi dengan sangat terbatas, hanya untuk kebutuhan sendiri, seperti untuk tatakan makan ketika saat rapat berlangsung atau menerima tamu, sekaligus untuk mempromosikan bahwa tatakan makanan ini terbuat dari biofoam. Kami menunggu pihak swasta untuk menangkap peluang ini agar hasil penelitian anak bangsa sendiri dapat diproduksi secara massal untuk menggantikan styerofoam yang tidak mudah terurai. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement