REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Perburuan babi hutan di wilayah hutan kawasan Kecamatan Pekuncen yang berada di lereng selatan Gunung Slamet terus digencarkan. Hal ini menyusul maraknya perusakan lahan pertanian oleh hewan tersebut. Apalagi sebelumnya, babi hutan ini juga sempat melukai seorang petani, Mingan (40), warga Desa Cibangkong Kecamatan Pekuncen, yang sedang berada di lahan pinggiran hutan.
"Populasi babi hutan di hutan-hutan dekat desa kami sudah sangat banyak dan merusak lahan-lahan pertanian warga. Banyak petani yang tak dapat lagi memanen hasil buminya seperti singkong, padi dan sebagainya, karena tanamannya dirusak hewan tersebut," jelas Kepala Dusun I Desa Cibangkong Kecamatan Pekuncen, Sri Mulyani, Ahad (9/10).
Bahkan dia menyebutkan, kawanan babi hutan tersebut sempat menyerang seorang warga yang sedang mencari kayu bakar di lahan pinggir hutan, Selasa (4/9) lalu. Korban bernama Mingan, sampai dilarikan ke RSUD Ajibarang karena luka-lukanya cukup parah.
"Saat itu Pak Mingan sedang bekerja mencari kayu di hutan. Sebenarnya dia sudah mendengar saat ini sedang banyak babi hutan yang berkeliaran. Sehingga sudah mempersiapkan diri dengan membawa tombak dari bambu. Namun babi hutan yang kemudian dia temui ternyata cukup banyak, sehingga dia tak mampu melawan serangan hewan tersebut," jelasnya.
Terkait hal itu, warga sebenarnya sudah berupaya mengatasi serangan babi hutan dengan melakukan perburuan. Namun mengingat pupulasinya yang sangat banyak dan warga tidak memiliki peralatan memadai, seringkali warga menjadi kewalahan menghadapai serangan babi hutan.
Untuk itu, kepala dusun telah meminta jajaran muspika Pekuncen dan Perbakin Banyumas untuk bisa melaksanakan pengendalian hama babi hutan ini. Populasi babi hutan yang sudah sangat banyak, membuat warga khawatir hewan ini makin membabi-buta menyerang warga.
Anggota Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) asal Kranggan, Pekuncen, Romli Haryadi, memnyatakan anggota Perbakin Banyumas sudah mulai terjun ke kawasan hutan wilayah Pekuncen untuk melakukan perburuan babi hutam. Namun dia menyatakan, saat melaksanakan perburuan pihaknya harus sangat berhati-hati karena yang digunakan merupakan peluru yang bisa melukai seseorang.
"Karena itu, kami minta warga dan komunitas berburu agar benar-benar memperhatikan keamanan, keselamatan dan prosedur perburuan yang berlaku. Hal ini penting agar perburuan ini tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.