REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, Jawa Tengah, yang selama ini banyak dimanfaatkan untuk aktivitas bongkar muat batu bara dan bahan baku semen (klinker) kini juga dimanfaatkan untuk bongkar muat bahan pangan yakni kedelai. Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), Edi Priyanto menjelaskan pemanfaatan Pelabuhan Tanjung Intan untuk kegiatan bongkar muat kedelai tersebut dipicu besarnya permintaan kedelai di beberapa daerah sekitar Jawa Tengah bagian selatan.
"Kebutuhan masyarakat akan kedelai membuka peluang potensi pengiriman kedelai di wilayah Cilacap dan sekitarnya," katanya mengutip pernyataan General Manager Pelindo III Tanjung Intan, Fariz Hariyoso.
MV Pac Schedar mengangkut kedelai sebanyak 24.483,711 ton dari New Orleans, Amerika Selatan. Dari jumlah itu sebanyak 12 ribu ton di antaranya dibongkar di Pelabuhan Tanjung Intan, sedangkan sisanya menurut rencana dibongkar di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. Proses bongkar muat kedelai tersebut menggunakan grab yang dipasang pada crane kapal dan selanjutnya dibongkar dengan hopper menggunakan sistem truck losing dan kemudian dikirim ke Gudang Lini 1 Pelabuhan Tanjung Intan dan Kawasan Industri Cilacap untuk dikemas.
Kedelai yang merupakan salah satu jenis tanaman polong-polongan selama ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk bahan dasar pembuatan makanan seperti kecap, tahu dan tempe. Menurut Edi, arus barang yang masuk dan dibongkar di Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap saat ini masih didominasi barang jenis curah kering seperti batu bara dan klinker. Berdasarkan data hingga September 2016, bongkar muat batu bara di Pelabuhan Tanjung Intan sebanyak 1.429.649 ton dan klinker sejumlah 531.069 ton.