Sabtu 08 Oct 2016 17:18 WIB

Mensos: Jangan Ikut Dimas Kanjeng, Ingin Punya Duit Harus Kerja Keras

 Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memberikan orasi ilmiah di wisuda UNAS.
Foto: dok. PR UNAS
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memberikan orasi ilmiah di wisuda UNAS.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menegaskan orang yang ingin mendapatkan uang harus meraihnya dengan kerja keras, bukan malah terpengaruh kemampuan menggandakan uang.

"Jangan ikut-ikutan seperti Dimas Kanjeng. Mau punya uang banyak, kemudian digandakan. Pengen punya banyak duit, tetapi tidak punya etos kerja. Jangan seperti itu," katanya di Semarang, Sabtu.

Hal itu diungkapkannya usai menyampaikan kuliah umum pada Semarak Bidik Misi Universitas Negeri Semarang 2016 yan bertema "Kesetiakawanan Sosial Melalui Gotong Royong Sebagai Wujud Cinta Tanah Air".

Khofifah mengingatkan kalangan mahasiswa untuk tidak mudah terpengaruh oleh model-model penipuan semacam Dimas Kanjeng. Sebab pencapaian itu diraih dengan kerja keras dan profesional.

 

Ia pun mengakui ada juga kalangan terpelajar yang terkenal dan lulusan dari negara adidaya justru terpengaruh oleh model-model instan penggandaan uang seperti Dimas Kanjeng.

Baca juga, Soal Dimas Kanjeng, Marwah Daud: Peti Itu Kosong Saat Ditutup, Lalu Penuh Uang.

"Harus punya integritas, kerja keras, dan gotong royong. Ini basis revolusi mental. Lupakan pola-pola seperti Dimas Kanjeng yang katanya tanpa kerja keras, uang bisa dilipatgandakan," katanya.

Lebih jauh, Khofifah mengatakan orang harus bisa membedakan mana yang palsu dan sulap agar tidak mudah terpengaruh oleh pola-pola penggandaan uang yang menawarkan solusi instan.

Penggandaan uang sebagaimana dipercaya bisa dilakukan Dimas Kanjeng, kata dia, adalah pola palsu dan tidak benar Sebab ada lembaga resmi yang diberi kewenangan untuk mencetak uang.

"Jika masing-masing individu punya kemampuan menggandakan uang, akibatnya tidak hanya berdampak pada inflasi tinggi, tetapi bisa merusak 'cash flow' keuangan pemerintah," kata Khofifah.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement