REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemadaman aliran listrik kembali terjadi di wilayah Lampung, tiga hari terakhir. Lama mati lampu pada malam dan siang hari tersebut, berkisar tiga sampai empat jam.
Warga yang memiliki usaha menggunakan setrum listrik milik PLN tersebut terpaksa mengistirahatkan pekerjanya. Kerugian mulai terjadi pada usaha foto kopi dan warung internet, serta bangunan.
Menurut Kiki, pemilih usaha foto kopi di Bandar Lampung, mati lampu yang selalu terjadi pada siang hari telah merugikan pemasukkan usahanya. "Siang hari waktu produktif mencari pelanggan. Kalau mati lampu sampai empat jam, berapa banyak kehilangan pendapatan," ujarnya, Kamis 6/10).
Sedangkan Yuli, salah seorang warga yang memiliki usaha pertukangan kayu, menyesalkan pemadaman listrik terjadi siang hari. Menurut dia, tiga pekerjanya tidak dapat bekerja karena pertukangan kayu semuanya menggunakan peralatan listrik.
"Kalau mati setiap hari, bisa bangkrut. Soalnya, banyak menganggurnya dari pada produksinya," ujarnya.
Manager Humas dan Hukum PT PLN Distribusi Lampung, I Ketut Darpa mengatakan, pemadaman aliran listrik karena ganggung pada konektor Baturaja (Sumatra Selatan) - Bukit Kemuning (Lampung) hingga Bukit Asam ada yang putus. "Ada gangguan koneksi," katanya.
Ia mengatakan gangguan pada jaringan interkoneksi tersebut menyebabtkan defisit daya di Lampung. Pemadaman listrik akan terjadi pada beberapa hari ke depan.