Kamis 06 Oct 2016 09:14 WIB

Cara Mudah Perangi Tikus Sawah tanpa Racun

Petani usir hama tikus (ilustrasi)
Foto: Antara
Petani usir hama tikus (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Agus Wahyana Anggara, peneliti Badan Litbang Pertanian

Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama utama penyebab kerusakan padi di Indonesia. Rata-rata tingkat kerusakan tanaman  padi mencapai  20 persen per tahun. Tikus sawah menyerang sejak pesemaian hingga panen, bahkan di dalam gudang penyimpanan padi.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memerangi tikus sawah yakni dengan teknik TBS. TBS merupakan singkatan dari Trap Barrier System, atau dalam bahasa Indonesia disebut Sistem Bubu Perangkap (SPB). TBS merupakan salah satu teknik pengendalian tikus sawah yang telah terbukti efektif menangkap tikus dalam jumlah banyak dan terus menerus dari awal tanam sampai panen.

Setiap unit TBS terdiri atas 'tanaman perangkap' sebagai umpan penarik kedatangan tikus, 'pagar plastik' untuk mengarahkan tikus masuk perangkap, dan 'bubu perangkap' sebagai alat penangkap dan penampung tikus. TBS tidak memerlukan umpan dan racun, sehingga lebih aman bagi hewan bukan sasaran pengendalian dan ramah lingkungan.

 

Ada empat model TBS yang bisa diterapkan pada skala luas (hamparan).

Pertama, TBS dengan tanaman perangkap ditanam lebih awal (Standar).

Tanaman perangkap yaitu padi yang ditanam 3 minggu lebih awal daripada pertanaman petani di sekitarnya. Petak lahan yang dipakai minimal berukuran 25m x 25m agar bisa menari tikus tikus dari habitat dan lingkungan sekitarnya hingga radius 200-300m.

Pagar plastik dapat berupa plastik bening dengan ketebalan 0,8 mm, mulsa, atau dari bahan terpal. Pagar plastik tersebut dipasang mengelilingi tanaman perangkap dengan tinggi 60-80 cm, ditegakkan dengan ajir bambu pada setiap jarak 1 m, dan diikat erat dengan tali plastik yang terhubung antar anjir bambu. Usahakan agar agar bagian bawah pagar agar tikus tidak bisa melubangi plastik.

Model TBS dengan tanaman perangkap ditanam lebih akhir.

Hampir sama dengan TBS model pertama, hanya saja tanaman perangkap ditanam 3 minggu lebih lambat dari pertanaman petani di sekitarnya. Prinsip kerja TBS tanam akhir atau pemanfaatan ratun ini adalah menampung tikus yang akan "berdatangan dan menyerbu" petak TBS setelah semua pertanaman di sekitarnya di panen. Banyaknya tertangkap tikus di akhir pertanaman, maka pada musim tanam berikutnya populasi awal tikus sawah akan rendah.

Model TBS Pesemaian

Model ini sering kali ketika pesemaian diserang tikus sehingga mengakibatkan kerusakan. Kondisi tersebeut dalam dimanfaatkan sebagai TBS dengan cara pemasangan pagar plastik keliling dan bubu perangkap. Bekas pesemaian tersebut selanjutnya ditanam padi umur genjah, seperti varietas Dodokan, Inpari 19, agar memasuki stadia generatif lebih dahulu. Kombinasi cara tersebut terbukti efektif setara dengan TBS standar.

Model TBS Perlindungan Maksimal

TBS Perlindungan Maksimal yang sangat cocok untuk wilayah endemik atau setiap musim tanam selalu diserang tikus. Semua sawah dalam kawasan dilakukan pemagaran keliling dengan pagar plastik sejak awal tanam, selanjutnya setiap 20m dipasang bubu perangkap.  TBS perlindungan maksimal lebih cocok untuk hamparan sawah dataran rendah yang relatif datar dan skala hamparannya luas-luas pada setiap bloknya.

Agar berhasil dalam penggunaan TBS di lapangan, beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti pemeriksaan TBS setiap pagi, melepaskan hewan bukan sasaran yaitu ukatak, kadal, ular, yang masuk bubu perangkap dan matikan tikus hasil tangkapan dengan merendam ke dalam air bersama perangkap kurang lebih 10 menit.

Kemudian hal yang perlu diperhatikan lainnya, pagar plastik apabila berlubang segera perbaiki atau lakukan penambalan. Bersihkan gulma di parit TBS karena tikus mampu memanjatnya untuk jalan masuk ke dalam petak tanaman perangkap TBS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement