Selasa 04 Oct 2016 11:30 WIB

Peneliti Anjurkan Cara Cegah Kutu Kebul pada Tanaman

Rep: Rossi Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.
Foto: Antara
Seorang petani menyemprotkan pestisida pada tanaman padi di areal sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Dwi Winarno menemukan metode untuk mengendalikan hama kutu kebul atau Aleurodicus dectructor. Hama ini sering ditemukan pada sejenis tanaman pisang penghasil serat alami yang banyak digunakan sebagai bahan baku kertas yakni, Abaka. Metode yang digunakan yaitu kultur teknis.

Kutu kebul merupakan hama bersifat polifag dan tersebar di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Hama ini merusak dengan cara mengisap cairan daun. Serangan awal ditandai dengan daun menguning karena hilangnya cairan, tertutupnya stomata dan pengaruh air liur yang bersifat toksik yang menyebabkan kematian jaringan. Serangan parah terjadi pada musim kering.

Sedangkan penyakit pada abaka yaitu, penyakit layu vascular yang disebabkan patogen jamur Fusarium oxysporum f.sp cubense, dan serangan penyakit Bunchy Top/BBTV yang disebabkan oleh virus.

"Pengendalian terhadap penyakit bisa dilakukan secara kultur teknis, yaitu membongkar dan membakar tanaman yang terserang penyakit tersebut. Tanaman dibersihkan dari daun-daun dan pelepah kering, dan membakarnya supaya tidak menular pada tanaman yang sehat," kata Dwi Winarno.

Untuk mencegah penyebaran virus dan jamur dapat dilakukan dengan disinfektan, terhadap alat-alat pertanian pengolah tanah, dan panen sehingga, patogen penyebab penyakit tidak terbawa alat-alat pertanian pada saat bercocok tanam. Penggunaan bakterisida dan fungisida dapat dilakukan sesuai dosis anjuran.

"Tetapi rekomendasi utama untuk pengendalian adalah menanam kultivar-kultivar pisang abaka, yang lebih resisten terhadap hama dan penyakit. Untuk pengendalian serangan Kutu kebul Aleurodicus destructor dapat dilakukan dengan kultur teknis dan insektisida anjuran terutama insektisida berbahan aktif imidacloprid, monokrotofos dan bubur California," ujar Dwi.

Balittas telah mengkoleksi sebanyak 21 aksesi atau klon plasma nutfah abaka di Kebun Percobaan (KP) Cobanrodo, terletak pada ketinggian 1.350 mdpl di lereng gunung Pandereman, Batu, Malang, Jawa Timur. Kondisi iklim pada KP Cobanrodo 2015 pada saat pengamatan hama, dan penyakit pada tanaman abaka adalah musim kemarau yang panjang, curah hujan rata-rata 12.6 mm, kelembapan nisbi rata-rata 69,30 persen, dan suhu rata-rata 24,17 derajat Celcius.

sumber : website Balitbangtan
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement