REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pengrajin tenun di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB) dibekali pelatihan kewirausahaan berbasis teknologi agar semakin mampu bersaing di era kompetisi.
Pelatihan dilakukan pada akhir September kemarin, dengan melibatkan 30 perajin tenun dari Dusun Poto Desa Samri Sumbawa, empat desainer dan enam pemerhati bidang tenun.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS di Jakarta, Selasa, mengatakan selama ini pengrajin tenun di Sumbawa menganggap menenun sebagai pekerjaan sambilan.
"Ini tantangan tersendiri bagi pemerintah, untuk mengubah pola pikir masyarakat bahwa tenun bisa menjadi lahan wirausaha yang ternyata sangat menguntungkan dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumbawa," kata Prakoso BS.
Hal itu kata dia, juga sejalan dengan program Kementerian Koperasi dan UKM dalam mencapai target satu juta wirausaha baru.
Oleh karena itu membekali pelatihan kewirausahaan kepada para pengrajin tenun di Sumbawa diharapkan Prakoso mampu mengubah paradigma dan pola pikir masyarakat di wilayah itu.
Ia mengatakan, tenun Sumbawa sejatinya memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat dipasarkan hingga ke pasar ekspor karena nilai estetikanya yang tinggi dan semakin langka. Terlebih jika tenun tersebut dijadikan bahan baku bagi desainer fashion ternama.
Bupati Sumbawa H.M. Husni Djibril menyambut baik digelarnya pelatihan kewirausahaan bagi para pengrajin tenun tersebut. Pihaknya menyadari semakin langkanya tenun Sumbawa di pasar domestik karena selama ini hanya digunakan untuk memenuhi sarana upacara adat semata.
"Pemkab Sumbawa telah bertekad untuk menjadikan tenun ini sebagai salah satu ikon dan produk unggulan dari Sumbawa," katanya.
Desainer yang juga Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Samuel Wattimena mengatakan masyarakat Sumbawa perlu mendapatkan motivasi untuk berwirausaha dan mengembangkan tenun sebagai bidang usaha mereka yang menghasilkan.
"Pengrajin harus menyadari bahwa menenun ini sama halnya dengan bertani atau beternak yang juga bisa menjadi sumber penghasilan bagi mereka. Terlebih hasil tenun mereka itu sangat unik dan langka," katanya.