Senin 03 Oct 2016 13:54 WIB

NTB Bentuk Gugus Tugas Revolusi Mental

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Dwi Murdaningsih
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Amin.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin membuka Focus Group Discussion (FGD) Pembentukan Gugus Tugas Revolusi Mental Provinsi NTB Tahun 2016 di Hotel Lombok Raya, Senin (3/10).

Kegiatan yang berlangsung atas kerja sama Pemprov NTB dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia ini juga melibatkan unsur pemerintah, tokoh agama, tokoh pendidikan, budayawan, seniman, akademisi, organisasi masyarakat dan unsur media.

Wagub NTB menyampaikan kegiatan ini sebagai upaya bersama mempercepat implementasi dan terwujudnya revolusi mental di Provinsi NTB pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

"Ini merupakan sebuah bentuk nyata dari sinergi antar aktor pembangunan yang diharapkan dapat memberikan sumbangsih positif bagi bangsa yang berdasarkan falsafah Pancasila, sebagaimana sasaran yang ingin dicapai dari implementasi gerakan revolusi mental," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, revolusi karakter bangsa merupakan salah satu agenda prioritas dalam nawacita pemerintahan Jokowi yang bertujuan untuk mewujudkan penguatan mental, karakter dan jati diri bangsa yang tangguh dan kompetitif, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan disegani, serta mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.

Sejalan dengan nawacita tersebut, lanjutnya, fakta sejarah juga menunjukkan, maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh mentalitas yang tangguh, baik individual maupun kolektif dari warga negaranya.

"Relevan dengan apa yang pernah digaungkan oleh presiden pertama kita, Soekarno, bahwa membangun suatu negara tak hanya sekedar pembangunan fisik yang sifatnya material saja, namun sesungguhnya modal utama membangun suatu negara adalah membangun jiwa bangsa," lanjutnya.

Ia menyampaikan, perilaku bisa diubah, serta mental dan karakter bisa dibangun. Karena itu, ia menilai, revolusi mental bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan, agar bangsa Indonesia bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

"Kita bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dengan memulai Revolusi Mental dari diri sendiri, sejak saat ini," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement