Senin 03 Oct 2016 13:39 WIB

Masyarakat Keluhkan Sepinya Pengemudi Gojek

Layanan aplikasi kendaraan berbasis daring Gojek.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Layanan aplikasi kendaraan berbasis daring Gojek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat di beberapa kawasan ibu kota mengeluhkan sepinya pengemudi transportasi berbasis aplikasi Gojek karena ribuan pengemudi dari Jabodetabek tersebut melakukan aksi damai di Kantor Pusat PT Gojek Indonesia.

Aksi damai yang dilakukan sekitar 1.000-1.500 pengemudi Gojek ini membuat masyarakat harus menunggu lebih lama dari biasanya karena hanya sedikit pengemudi yang beroperasi. "Saya tadi pesan Gojek memang agak lama sekitar 15 menit lebih. Tapi akhirnya bersyukur masih ada yang mau narik," kata salah seorang pengguna Gojek Tri Muryani di Jakarta, Senin (3/10).

Tri menyampaikan bahkan sang pengemudi yang mengantarkan ke kantornya harus melepas atribut Gojek agar tidak diketahui pengemudi lain yang memilih melakukan aksi daripada mengangkut penumpang. Namun demikian, tarif Gojek tetap normal pada jam sibuk dan tidak mengalami kenaikan.

Baca: Demo Besar-besaran, Gojek Tuntut Penghapusan Performa

Senada dengan itu, pengemudi Gojek dari Jakarta Selatan, Mansur memilih tidak ikut aksi dengan menanggalkan jaket serta helm Gojeknya. "Dari pagi saya dikirim Whatsapp terus suruh ikut demo, tapi kan saya mau cari rezeki. Makanya itu, saya enggak pakai jaket karena takut disuruh ikut demo kalau ketahuan driver lain," ujar Mansyur.

Aksi damai ribuan pengemudi Gojek ini nyatanya membuat pengemudi aplikasi transportasi lain mendapatkan berkah karena beralihnya para pengguna Gojek yang tidak kunjung mendapat pengemudi ojek.

"Orderan hari ini ramai. Biasanya jam 11 saya baru dapat empat, ini sudah tujuh mau delapan penumpang. Ada berkahnya juga demo Gojek," kata salah satu pengemudi Uber, Bachtiar.

Sejak pukul 11.00 WIB ribuan pengemudi Gojek telah memadati halaman Kantor Pusat Gojek Indonesia yang berlokasi di Jalan Kemang Selatan. Mereka menuntut sistem performa yang diterapkan sejak Agustus 2016 segera dihapuskan karena dinilai memberatkan pengemudi sehingga berimbas pada bonus yang diberikan oleh perusahaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement