REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah penyandang diabetes atau diabetesi di Indonesia diperkirakan akan mencapai 21,3 juta pada 2030, meningkat sebanyak 12,9 juta diabetes hanya dalam waktu 30 tahun atau sejak 2000.
"Hanya dalam periode 30 tahun, jumlah penyandang diabetes di Indonesia akan melonjak tajam menjadi 21,3 juta orang," kata dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Nida Ul Hasanat, di Yogyakarta, Sabtu (1/10).
Ia menuturkan, hasil survei World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia pada 2000 memperlihatkan Indonesia menempati urutan keempat jumlah penyandang diabetes terbesar di dunia sebanyak 8,4 juta, setelah India 31,7 juta, Cina 20,8 juta dan Amerika Serikat 17,7 juta.
Menurut dia, penyebab peningkatan jumlah diabetesi adalah karena kurangnya manajemen diri dari diabetesi. Ia mengatakan, manajemen diri diabetes merupakan keterlibatan pasien terhadap seluruh aspek dalam penyakitnya, berupa diet, olah raga atau aktivitas fisik, pengobatan dan pemantauan kadar glukosa dalam darah.
"Karena kesulitan untuk melakukan manajemen diri, mengakibatkan kontrol glukosa menjadi buruk sehingga penyandang diabetes semakin tidak sadar akan kondisi riil dirinya yang sudah terkena diabetes. Hal itu terus terjadi pada penyandang diabetes yang baru, semakin lama jumlahnya semakin banyak," ujar dia.
Nida mendorong, agar pasien meningkatkan keyakinan diri dalam melakukan manajemen diri diabetes dengan cara-cara terlibat dalam komunitas pasien diabetes. Selain itu, lanjut dia, peran keluarga penyandang diabetes juga sangat diharapkan untuk memberi dukungan.
"Intinya, manajemen diri penyandang diabetes sangat diperlukan untuk menghindarkan diri atau memperlambat munculnya komplikasi. Sebaliknya, bagi masyarakat yang belum terindikasi diabetes, harus segera melakukan manajemen diri terutama menjalani pola hidup sehat," kata Nida.