REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR Yanuar Prihatin, Yanuar Prihatin merasa partisipasi pemilih pemula masih sangat rendah. Padahal, dalam data pemilu 2014, jumlah pemilih pemula mencapai 40 persen. Dia menduga, hal itu disebabkan pemahaman anak muda terhadap politik dilebih banyak diterima dari “dunia lain” sampai muncul sikap apatis.
Yanuar menjelaskan, dalam pemahaman yang lebih luas, politik itu hadir dalam kehidupan sehari-hari dan membentuk jati diri anak bahkan membangun kecintaan mereka terhadap bangsa.
“Nah, inilah ruang kosong pendidikan politik yang tidak pernah disentuh. Misalnya begini, ketika mereka bergabung dan berteman dengan empat atau lima orang itu sudah berpolitik. Nah, pendidikan politik berperan untuk memahamkan bahwa bahwa politik itu komunikasi, pengaruh-memengaruhi, manejemen, dan kepememinpinan, serta bagaimana menghargai orang,” kata Yanuar di Jakarta, Jumat (30/9).
Karena itu, menurut Yanuar, menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Fraksi PKB, pihaknya mengambil peran pendidikan politik terhadap anak muda melalui ajang lomba film pendek, AMI Movie Award. Lomba film pendek bertajuk “Politik Itu Asyik” yang menjadi salah satu rangkaian agenda HUT ke-17 Fraksi PKB dimulai sejak tanggal 15 september hingga tanggal 7 Oktober 2016.
“Dunia maya, baik itu medsos atau televisi dan lainnya lebih banyak diakses anak muda. Trend teknologi ini lebih banyak memperngaruhi pemahaman politik mereka. Bahkan ‘Mbah Google’ lebih sering berinteraksi dengan mereka. Bahkan, sampai sebelum tidur pun anak-anak muda itu masih sempat saling sapa dengan ‘Mbah Google’,” ujarnya.
Anggota Fraksi PKB Arzetti Bilbina mengatakan, adanya kreasi film atau video sangat efektif bagi kaum muda Indonesia dapat menuangkan pendapat, ide, dan kekritisan mereka. AMI Movie Award, kata dia, merupakan simbolisasi semangat dari kepribadian perjalanan hidup Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang inspiratif.