Kamis 29 Sep 2016 21:37 WIB

Ratusan Warga di Banjarnegara Diungsikan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Banjir
Foto: Dok: PKPU
Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Hari-hari terakhir yang terus diwarnai hujan deras menyebabkan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara harus bersiaga penuh. Setelah terjadi longsor di berbagai lokasi, terakhir BPBD juga harus melakukan evakuasi terhadap ratusan warga Dusun Kaliwadas Desa Mlaya Kecamatan Punggelan.

"Ada sebanyak 306 warga yang harus kita ungsikan. Untuk sementara mereka tinggal di beberapa masjid dan bangunan sekolah dasar di Desa Mlaya yang lokasinya aman dari ancaman longsor," ujar Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banjarnegara, Andri Sulistio, Kamis (29/9).

Menurutnya, sebanyak 306 warga yang diungsikan tersebut tinggal di 77 rumah yang berada di wilayah RT 1, RT 2, dan RT 3. Semuanya masuk wilayah RW 2. Para pengungsi terdiri dari anak-anak balita sebanyak 38 anak, anak-anak usia 12 tahun sebanyak 70 anak, serta kalangan lansia dan ibu hamil sebanyak empat orang.

Dia menyatakan, warga yang tinggal di wilayah ketiga RT tersebut harus diungsikan karena mereka tinggal di bawah wilayah perbukitan yang berpotensi mengalami longsor. "Sebelumnya, di bagian atas bukit juga sudah mengalami longsor yang cukup besar. Kita khawatir longsoran tersebut akan terus berlanjut hingga ke bagian bukit yang ada di bawahnya," katanya.

Dia menyebutkan, sejak dua hari terakhir, ada beberapa lokasi longsor yang terjadi di wilayah Desa Mlaya tersebut. Antara lain, untuk jalan menuju Dusun Kaliwadas di bentang sepanjang 6 kilometer, tercatat ada 7 titik longsor yang menimbun badan jalan. "Bahkan seorang warga bernama Warno (33), mengalami luka berat akibat tertimpa material longsoran dan saat ini dirawat di RSUD Banjarnegara," ujarnya.

Menurut Andri, longsoran di sepanjang akses jalan juga telah menyebabkan wilayah Dusun Kaliwadas menjadi terisolir karena jalan sudah tidak bisa dilalui kendaraan apa pun. Bahkan jaringan kabel listrik juga terputus sehingga wilayah tersebut tidak bisa teraliri listrik.

Dalam kondisi seperti ini, akses menuju Desa Mlaya harus melalui jalur melingkar melalui melalui Kecamatan Karangkobar, Kalibening, dan Pandanarum yang melingkar sejauh 80 kilometer. Padahal sebelum akese jalan terputus, dari Kecamatan Punggelan hanya berjarak 6 kilometer.

Untuk membantu kesulitan warga, Andri mengaku, selain membantu proses evakuasi warga,  BPBD juga sudah memberikan bantuan berupa sembako, selimut, dan matras ke beberapa lokasi pengungsian warga. "Untuk membuka askes jalan, kita membutuhkan alat berat. Namun mengingat akses jalan yang sempit, kita minta eskavator kecil yang masuk ke lokasi," tuturnya.

Dia juga menyebutkan, meski warga saat ini sudah diungsikan, namun lokasi pengungsian yang kini ditempati mereka sebenarnya tidak sepenuhnya aman. Hal ini karena lokasi pengungsian masih tergolong dekat dengan area longsor yang ada di pegunungan.

Untuk itu, Andri mengaku tim TRC BPBD sudah melakukan dialog dengan para pengungsi agar mereka tetap waspada. "Jika turun hujan deras, mereka tetap harus segera melakukan pengungsian ke tempat yang lebih aman," katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement