REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Stok logistik untuk penanganan bencana alam di Kabupaten Sukabumi mulai menipis. Bahkan stok bantuan logistik seperti beronjong atau alat penahan pergerakan tanah kosong. Sementara di sisi lain potensi bencana alam masih besar di tengah tingginya intensitas hujan.
"Stok logistik yang masih tersedia berupa karung untuk menahan longsor,’’ ujar Kepala Seksi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Agung Citra kepada Republika.co.id Rabu (28/9).
Sementara untuk stok logistik lainnya sudah kosong yakni beronjong dan bantuan stimulus seperti genteng, kayu, dan kaso. Khusus stok logistik kebutuhan dasar seperti makanan masih mencukupi. Fenomena menipisnya stok logistik terang Agung, dikarenakan sebelumnya sudah habis terpakai untuk membantu warga yang terkena bencana. Di mana, bencana mulai marak terjadi sejak tingginya intensitas hujan.
Agung mencontohkan, longsor terjadi di jalan provinsi yang merupakan perbatasan provinsi Jawa Barat dan Banten pada Ahad (25/9) lalu. Tepatnya jalan di Kampung Cibareno Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok yang menghubungkan Sukabumi dengan Desa Cikadu Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, Banten. Selain itu pada Jumat (23/9) dan Sabtu (24/9) terjadi bencana alam di tiga kecamatan yakni Bojonggenteng, Parungkuda, dan Nagrak.
Di kecamatan Bojonggenteng tepatnya di Desa Bojonggeteng terdapat satu lokal bangunan puskesmas pembantu (Pustu) yang rusak diterjang longsor. Sementara longsor di Kecamatan Nagrak dan Parungkuda hanya menimpa sejumlah rumah. Dalam kejadian tersebut tidak ada warga yang menjadi korban jiwa.
Menurut Agung, BPBD sudah mengajukan penambahan anggaran untuk stok logistik penanganan bencana dalam APBD Perubahan. Sehingga stok logistik bisa tersedia kembali untuk membantu warga yang menjadi korban bencana. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar menambahkan, masyarakat diminta waspada menghadapi potensi bencana di tengah tingginya intensitas hujan. Hal ini untuk mencegah munculnya korban jiwa maupun kerugian materiil.
Irwan menerangkan, BPBD mengerahkan para relawan di 47 kecamatan untuk menghadapi potensi bencana alam. Nantinya, ketika terjadi bencana maka para relawan bisa membantu proses penanganan.