Selasa 27 Sep 2016 18:23 WIB

Kabupaten Malang Disebut Butuh Reboisasi Besar-besaran

Rep: Christyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi kawasan hutan
Foto: dok menlhk.go.id
Ilustrasi kawasan hutan

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kabupaten Malang disebut butuh reboisasi besar-besaran untuk mencegah berulangnya banjir setiap tahun. Sejak satu bulan terakhir sejumlah desa di Kabupaten Malang diterjang banjir bandang tatkala hujan deras mengguyur. Desa Pujiharjo, Lebakharjo, dan Sitiarjo selama ini kerap menjadi langganan banjir.

Bupati Malang Rendra Kresna mengatakan banjir yang kerap melanda berkaitan dengan kondisi hutan di perbukitan yang makin kritis. Ia mengungkapkan bukit-bukit yang dulunya dipenuhi tanaman tegakan kini telah beralih ditanami tanaman semusim seperti jagung atau ketela. Akibatnya air dari hulu langsung mengalir ke hilir yang dipenuhi permukiman penduduk.

Menurut Rendra Pemerintah Kabupaten Malang setiap tahun sudah mencanangkan program tanam 10 juta pohon. “Jika ingin menghentikan banjir maka reboisasi harus betul-betul kuat, tapi kalau penggundulan terjadi tidak di wilayah hutan rakyat atau pemerintah kita tidak bisa melakukan apa-apa,” jelasnya kepada Republika.co.id, Selasa (27/9) di Malang.

Pengerukan sungai yang mengalami sedimentasi menurutnya tidak akan mempan selama tidak ada reboisasi di area perbukitan. Untuk mengatasi banjir yang terus berulang setiap tahun, Rendra mengatakan Pemkab telah menyediakan anggaran yang memadai meski ia enggan menyebut jumlah pastinya. “Ada miliaran anggaran,” imbuhnya.

Anggaran berjumlah miliaran tersebut, tidak hanya digunakan untuk mengatasi banjir oleh satu institusi saja. “Tidak hanya ditangani satu bidang tapi oleh Bina Marga, Cipta Karya, BPBD, dan Dinas Pengairan. Setiap tahun kita keruk tapi sedimentasi di bukit sangat tinggi,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement