REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, 40 titik panas di Sumatra dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas 50 persen.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Selasa (27/9), mengatakan, titik panas meningkat secara drastis dibanding pagi haarinya yang hanya enam titik. "Pukul 16.00 WIB sore ini, satelit mendeteksi total terdapat 40 titik panas berada di daratan Sumatera dengan wilayah penyebaran empat provinsi," ucapnya.
Dia merinci, titik panas tersebut kali ini terkosentrasi di Sumatera Utara karena terpantau memberi sumbangan 75 persen dari jumlah total atau berjumlah 30 titik.
Lalu di Aceh tercatat menyumbang lima titik panas, disusul di Riau sendiri dengan jumlah tiga titik dan Sumatera Barat dua titik.
Slamet mengatakan, tiga titik panas di Riau terdapat pada dua kabupaten/kota yakni Dumai dua titik dan Kepulauan Meranti satu titik. "Walau titik panas baru kali ini muncul di Riau, tapi tidak terdapat titik api karena memiliki tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau berpotensi karhutla," bebernya.
Tim Udara Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau dilaporkan, telah menyebar 59,64 ton garam untuk modifikasi cuaca agar mempercepat terjadi hujan sebagai tindakan pencegahan.
"Total garam disebar hingga hari ini (Ahad, 25/9) berjumlah 59,64 ton. Sementara tersisa 15,48 ton garam lagi," kata anggota tim udara Satgas siaga darurat Karhutla Riau, Mayor Ferry Duwantoro.
Pemerintah Provinsi Riau telah memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku selama enam bulan atau terhitung mulai awal Juni hingga 30 November 2016.
Data terakhir dirilis Satgas menyebut, karhutla di daerah tersebut hampir terjadi secara merata baik di wilayah pesisir maupun daratan. Tercatat tahun ini dari Januari hingga kini, karhutla telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare dan menetapkan 93 orang tersangka perorangan, termasuk dua korporasi yakni PT WSSI dan PT SSP.