REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bantuan dadakan memang banyak mengalir saat terjadi bencana alam. Sayangnya, euforia bantuan kerap mengalir di awal tanpa memikirkan pemulihannya.
Senior Vice Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Imam Akbari, mengatakan secara umum bantuan kepada korban bencana alam akan mengalir setidaknya selama sepekan usai bencana. Padahal, ia merasa bantuan untuk para korban bencana itu memulihkan kondisi tidak kalah penting, mengingat sulitnya proses pemulihan suasana.
"Sayangnya, biasanya setelah sepekan euforia bantuan berkurang, sedangkan mereka masih dan malah sangat membutuhkan untuk recovery," kata Imam, Senin (26/9).
Ia menerangkan, proses pemulihan justru merupakan tahap yang sangat sulit dilakukan para korban bencana, mengingat secara fisik harta benda yang mereka miliki mungkin tidak ada lagi. Terlebih, Imam mengatakan secara mental pemulihan akan sangat sulit apabila merasa kehilangan, saat orang yang dicintai menjadi korban.
Untuk itu, ia menekankan aksi penggalangan dana Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Ikatan Manager Artis Indonesia (Imarindo) untuk korban banjir Garut, akan fokus ke proses pemulihan. Selain itu, kolaborasi bersama para artis bertujuan menjadi bantuan kepada korban secara psikologis, demi menghilangkan trauma yang dialami.
Imam menambahkan, koordinasi menjadi salah satu aspek penting yang akan membuat bantuan dapat tersampaikan secara tepat, terutama dalam aspek pendistribusiannya. Ia mengingatkan, kordinasi dibutuhkan agar tidak terjadi penumpukan bantuan di satu tempat, sementara di tempat-tempat lain masih kekurangan.