Senin 26 Sep 2016 17:00 WIB

Jokowi Minta Upaya Pencarian Korban Banjir Garut Ditingkatkan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Petugas TNI, Polri, serta Basarnas mencari korban pascabanjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Lapangparis, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jabar, Jumat (23/9).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Petugas TNI, Polri, serta Basarnas mencari korban pascabanjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Lapangparis, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jabar, Jumat (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta tim tanggap darurat meningkatkan upaya pencarian korban banjir bandang dan tanah longsor di Garut, Jawa Barat. Hingga saat ini masih ada 20 korban yang hilang akibat bencana tersebut.

"Presiden memberi arahan supaya pencarian korban ditingkatkan," ucap Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (28/9).

Menurut Teten, Jokowi telah menginstruksikan Badan SAR Nasional (Basarnas) menambah personel tanggap darurat untuk mencari korban di lokasi bencana. Selain itu, mereka juga diminta melibatkan relawan dari masyarakat.

Teten mengakui bahwa wilayah terdampak bencana amat luas, yakni mulai dari hulu Sungai Cimanuk sampai Jati Gede. Karenanya, upaya pencarian korban juga memakan waktu yang cukup lama. Namun begitu, dia memastikan kebutuhan logistik untuk ratusan pengungsi telah tercukupi.

Banjir bandang dan tanah longsor menerjang sejumlah desa di Garut dan Sumedang, Jawa Barat pada Rabu (21/9) pekan lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 27 orang tewas di Garut dan empat korban jiwa di Sumedang. Sementara, sekitar 20 korban lainnya masih dinyatakan hilang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement