REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan segera menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perubahan (APBD-P) 2016. Pasca bencana banjir bandang yang menerjang Kabupaten Garut, Pemprov menambahkan Rp 20 miliar untuk dana bencana dalam APBD-P 2016.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan awalnya Pemprov telah mengalokasikan dana tanggap darurat bencana sebesar Rp 10 miliar di kas daerah. Namun melihat kebutuhan mendesak pasca bencana maka anggaran ditambahkan.
"Dana bencana ditambahin 20 miliar. Perubahan APBD kita masukkan," kata Heryawan, Senin (26/9).
Heryawan menuturkan tambahan anggaran untuk bencana ini akan digunakan untuk pengadaan alat kesehatan. Pasalnya banyak alat kesehatan yang rusak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Garut akibat banjir bandang.
"Seperti di Garut, ada banyak alat kesehatan yang vital seperti alat radiologi, dan alat-alat di UGD yang rusak, alat pengolah darah," katanya.
Dana ini dialokasikan untuk Kabupaten Garut dan Sumedang. Selain itu PMI juga membutuhkan bantuan dana dari Pemprov Jabar. Sebab, alat pengelolaan darah milik PMI Kabupaten Garut seharga Rp 2 miliar yang rusak akibat diterjang banjir bandang akibat luapan air dari Sungai Cimanuk. Padahal, alkes tersebut sangat penting untuk kebutuhan darah pada saat bencana
Dana bencana total Rp 30 miliar ini dikeluarkan untuk kebutuhan yang paling mendesak. Pemerintah Kabupaten Garut bahkan sempat mengajukan anggaran untuk dana tanggap darurat bencana kepada Pemprov Jabar sebesar Rp 44 miliar. Namun anggaran itu kemungkinan sulit untuk dipenuhi pada APBD-P 2016 ini.
Aher berjanji akan memenuhi pengajuan anggaran tersebut pada tahun 2017. Selain itu, Aher juga akan mengajukan bantuan dari pusat terutama untuk relokasi warga Sumedang. Pasca longsor yang terjadi, ribuan orang mengungsi karena tinggal di kawasan rawan longsor.
Ia berharap dana tersebut dapat segera cair. Setelah disahkan bersama DPRD Jawa Barat dan dikonsultasikan ke Kemendagri. Kerugian akibat musibah ini ditaksir mencapai miliaran rupiah. RSUD dr. Slamet Garut saja mengklaim rugi sekitar Rp 19,95 miliar atas bencana akibat meluapnya sungai Cimanuk tersebut.