Senin 26 Sep 2016 14:19 WIB

Kemenag Gelar Bimtek Akuntansi Berbasis Akrual

enteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melaunching Modul Pelatihan Bimtek Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Rahmatan Lil Alamin
Foto: kemenag.go.id
enteri Agama Lukman Hakim Saifuddin melaunching Modul Pelatihan Bimtek Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Rahmatan Lil Alamin

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Upaya meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Kementerian Agama terus dilakukan. Serangkaian program dan kegiatan penyusunan laporan keuangan, khususnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Penyusun Laporan Keuangan, menjadi salah satu prioritas Biro Keuangan dan Barang Milik Negara untuk menghasilkan Laporan Keuangan (LK) Kemenag yang berkualitas.

Selama dua hari, Ahad-Senin (25-26/9), 120 peserta yang menjadi menyusun laporan keuangan dan operator SAIBA di satuan kerja wilayah III Provinsi Jabar meliputi Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka, dan sejumlah peseta dari Kabupaten dan Kota Bekasi mengikuti Bimbingan Teknis Akuntansi Berbasis Akrual dan di Akuntansi Berbasis Akrual.

"Kegiatan Bimtek ini sangat strategis dan penting untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan Kemenag," kata Kepala Biro Keuangan dan BMN Kemenag Syihabuddin Latief di Cirebon, Ahad (25/9) malam. Kegiatan Bimtek di Cirebon ini menjadi salah satu rangkaian bimtek serupa yang digelar di sejumlah wilayah dan sudah berjalan sejak tahun lalu.

Syihabuddin mengatakan, perubahan pola penyusunan laporan keuangan yang sebelumnya menggunakan pola berbasis kas, dan kini berbasis akrual, membutuhkan SDM yang mampu mengidentifikasi transaksi entitas dan menerapkan perlakuan akuntansi yang tepat sesuai akuntansi berbasis akrual. "Ini penting dilakukan, sehingga diharapkan tidak terjadi pencatatan (jurnal) transaksi yang tidak lazim seperti pada penyusunan laporan keuangan tahun 2015 yang jumlahnya mencapai ribuan transaksi," ujar Syihab.

Diakui Syihabuddin, jumlah satuan kerja Kemenag pada 2015 sebanyak 4.543 satuan kerja, mencakup 7.011 entitas sangat besar. Kondisi itu, kata dia, menyulitkan pengawasan apabila terjadi kekeliruan pencatatan dalam laporan keuangan meskipun seluruh transaksi dicatat menggunakan alat bantu aplikasi keuangan, yaitu (SAIBA).

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement