Senin 26 Sep 2016 08:21 WIB

2.200 Anak Sekolah Jadi Korban Banjir Garut

Petugas TNI, Polri, serta Basarnas mencari korban pascabanjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Lapangparis, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jabar, Jumat (23/9).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Petugas TNI, Polri, serta Basarnas mencari korban pascabanjir bandang aliran Sungai Cimanuk di Lapangparis, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jabar, Jumat (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak 2.200 anak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah maupun Sekolah Atas sederajat menjadi korban terkena dampak bencana banjir bandang Kabupaten Garut, Jawa Barat, sehingga anak tersebut membutuhkan seragam dan peralatan sekolah.

"Ada sekitar 2.200 anak yang menjadi korban terkena dampak banjir, mereka membutuhkan perlengkapan sekolah," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, kepada wartawan di Garut, Ahad (25/9).

Ia menuturkan seluruh anak yang terkena dampak banjir itu dari 15 sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Sejak kejadian banjir, kata dia, kegiatan belajar mengajar tidak optimal karena banyak siswa yang seragam dan perlengkapan belajarnya hanyut terbawa arus banjir. "Anak-anak tidak mempunyai perlengkapan sekolah karena hanyut dan terendam air," ucapnya.

Ia mengatakan para anak didik itu membutuhkan bantuan berupa seragam sekolah, buku, tas, sepatu dan peralatan tulis untuk tingkat Paud, SD, SMP, dan SMA. "Mereka anak-anak sekolah korban banjir membutuhkan itu agar mereka bisa sekolah," katanya.

Ia menambahkan sekolah yang terkena dampak banjir menyebabkan kursi, meja, lemari dan papan tulis, termasuk buku-buku di kelas maupun kantor rusak dan kotor.

Bahkan, lanjut dia, ada delapan sekolah yang peralatan lab komputer, perpustakaan dan peralatan belajar mengajarnya rusak. "Ada yang perlengkapan sekolah rusak, bahkan pada hari pertama bencana sekolah diliburkan," katanya menjelaskan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement