REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berujar sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki peralihan musim dari kemarau ke penghujan. Kepala Bidang Layanan Informasi Cuaca BMKG, A. Fachr Radjab menjelaskan, BMKG membagi Indonesia menjadi 342 zona musim. Sebanyak 40 persen dari jumlah tersebut telah memasuki musim penghujan.
"Sebagian besar masih peralihan termasuk Jabodetabek," kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (25/9).
Ia menuturkan, karakteristik hujan di masa peralihan, yakni hujan deras disertai angin kencang dengan periode singkat. Berdasarkan prediksi BMKG, ia menyebut, Indonesia benar-benar masuk musim penghujan pada pertengahan November. Saat itu, pola hujan mulai berbah, yakni curah huja ringan namun periodenya lama.
"Sekarang kan deras tapi periode peralihan musim. Diharapkan pas November, 97 persen (Indonesia) sudah masuk musim penghujan," ujar dia.
Ia mengatakan, BMKG juga memprediksi Nusa Tenggara Timur akan menjadi daerah paling akhir masuk musim penghujan. Alasannya, pola angin pembentuk penghujannya akan berpengaruh dari barat Indonesia baru bergerak ke timur. "NTT baru masuk musim penghujan sekitar November," kata dia menjelaskan.
Fachr berujar, apabila dilihat dari sifat hujannya, beberapa daerah akan mengalami hujan di atas normal. Seperti, sebagian besar Sumatra, terutama pesisis barat Sumatra, Kalimantan bagian barat dan utara, sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, serta Papua bagian utara.
"Kewaspadaan tetap harus. Terutama untuk daerah yang rawan longsor banjir. Karena secara umum tahun ini curah hujan kita datang lebih awal dari pada normalnya," tutur Fachri.
Sementara itu, ia melanjutkan, gelombang tinggi akan terjadi pada Desember. Indonesia akan didominasi oleh angin barat yang kencang. "Itu bisa memicu kondisi gelombang laut yang tinggi," imbuhnya.
(Baca Juga: Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Cerah Berawan)