Jumat 23 Sep 2016 17:21 WIB

14 Kecamatan di Bali Rawan Longsor

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Andi Nur Aminah
 Alat berat berusaha membuka jalan yang tertutup longsor (ilustrasi)
Foto: Republika/Muhammad Fauzi Ridwan
Alat berat berusaha membuka jalan yang tertutup longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengidentifikasi ada 16 kecamatan di Bali yang rawan longsor. Kepala Seksi Tanggap Darurat Bencana dan Pelayanan Kegawatdaruratan BPBD Bali, I Komang Kusumaedi menyebut, ke 14 kecamatan itu tersebar di enam kabupaten. "Kami memetakannya sebagai daerah rawan longsor, sesuai dengan topografi wilayahnya," kata Kusumaedi, Jumat (23/9).

Enam kabupaten yang tergolong rawan longsor yakni Karangasem, meliputi Kecamatan Bebandem, Rendang, Selat. Kabupaten Bangli meliputi Kecamatan Kintamani dan Kabupaten Gianyar melputi Kecamatan Tampaksiring, Payangan dan Tegallalang.

Sementara untuk Kabupaten Badung berada di wilayah Kecamatan Petang, Kabupaten Tabanan di wilayah Baturiti dan Kecamatan Penebel. Kabupaten Buleleng di Kecamatan Tejakula, Kecamatan Sawan, Sukasada, dan Busungbiu.

"Sedangkan Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung dan Kota Denpasar relatif aman dari bahaya longsor," katanya.

Secara prinsip Kusumaedi mengatakan wilayah kecamatan yang rawan longsor, memiliki area dataran yang lebih tinggi ketimbang lainnya. Saat musim penghujan ancaman longsor bisa datang secara tiba-tiba.

Menurut Kusumaedi, penduduk yang bermukim di sekitar kawasan yang rawan longsor, sebenarnya sudah mengetahui keadaan itu. Walau pun mereka sudah pernah mengalami longsor beberapa waktu lalu, namun tetap memilih untuk tinggal di sana.

"Ya semoga saja selanjutnya ke depan tidak ada longsor lagi. Artinya kita telah berhasil mengurangi kerentanan serta risikonya," kata Kusumaedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement