Kamis 22 Sep 2016 21:09 WIB

Stok Kantong Darah di Kabupaten Garut Minim

Rep: Kabul Astuti/ Red: Bayu Hermawan
Suasana pasca banjir bandang di Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (22/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Suasana pasca banjir bandang di Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Plh Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Ginandjar Kartasasmita mengatakan peralatan donor darah di RSU dr Slamet, Kabupaten Garut, mengalami kerusakan akibat terjangan banjir bandang, pada Selasa (20/9) dini hari.

Ginandjar meminta bantuan pemerintah untuk membangun kembali pengadaan alat donor darah. Sebab banyak masyarakat membutuhkan darah untuk operasi seiring banyaknya korban bencana yang mengalami luka ringan dan luka berat.

Kebutuhan kantong darah di lokasi bencana cukup tinggi mencapai 100 kantong, sementara donor darah tidak bisa dilakukan di lokasi akibat rusaknya peralatan. Saat ini ada empat pasien korban luka berat yang mendesak membutuhkan pasokan darah, namun belum tercukupi.

"Stok darah sudah tidak ada di sini. Bukan habis. Rusak kan. Sudah rusak tidak ada lagi," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (22/9).

Ginandjar menegaskan kebutuhan stok kantong darah sangat dibutuhkan oleh masyarakat. PMI Kab Garut sementara meminta pasokan dari Bandung.

"Sekarang darah kami kirim dari Bandung ke rumah sakit," ujarnya.

Akan tetapi, dia melanjutkan, hal itu tidak bisa dilakukan terus-menerus. Plh Ketua Umum PMI ini mendesak pemerintah segera membangun unit tranfusi darah ini dalam waktu dekat.

Rumah sakit-rumah sakit kecil sudah tidak mendapat pasokan darah, padahal stok darah dalam kondisi tanggap bencana sangat dibutuhkan.

Terkait bantuan tanggap darurat, Ginandjar memandang bantuan dari masyarakat sudah mengalir cukup banyak. PMI Indonesia juga mengirimkan alat kebersihan, 600 buah selimut, terpal, kantong mayat, serta beberapa logistik lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement