REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Kepala Kepolisian Indonesia (Wakapolri) Komjen Syafruddin dalam ceramah umumnya di Universitas Negeri Makassar(UNM) mengajak para mahasiswa untuk menjauhi ideologi radikal khususnya ISIS. Ideologi itu dinilai merusak kestabilan bangsa dan negara.
Wakapolri Komjen Syafruddin di Makassar, Kamis, mengatakan kondisi kekacauan sebuah negara dengan cepat berdampak ke negara negara lain dan itu memang sudah menjadi resiko dari perkembangan globalisasi yang begitu cepat.
"Fenomena teror global yang terjadi di berbagai belahan negara menjadi bukti pergerakan organisasi ISIS. Kondisi itupun dengan cepat dapat mempengaruhi simpatisan dan pengikutnya yang ada di berbagai belahan dunia," katanya.
Ia mencontohkan, seperti yang terjadi di Suriah dengan begitu banyak ancaman teror. Hal itu diperparah dengan terjadinya perang saudara antara pihak pemerintah dan oposisi Suriah. Hal itu tentu bisa menjadi pendorong bagi simpatisan ikut ke daeeah konflik.
Selain di Suriah, kejadian atau upaya teror juga telah terjadi di sejumlah negara seperti Turki, Prancis, Jerman, Amerika bahkan di Asia Tenggara termasuk Indonesia khususnya.
Baca juga, ISIS Culik 300 Pekerja Pabrik.
Untuk di ASEAN, kata dia, dengan berlakunya kerja sama masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) maka membuat perkembangan radikalisme dan ISIS juga ikut terdorong.
"Kini bukan hanya di Timur Tengah, namun teror itu sudah mengguncang negara barat dan negara asia termasuk di Indonesia dengan kasus Thamrin Jakarta,"ujarnya.