REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Sub Bidang Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Harry Tirto Djatmiko, mengatakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diprediksi masih akan terjadi di Kabupaten Garut selama tiga hari mendatang. Sebaran hujan diperkirakan tidak akan terjadi secara merata.
"Kabupaten Garut masih berpotensi diguyur hujan selama tiga hari ke depan. Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diperkirakan berkonsentrasi di sebelah bagian tengah Kabupaten Garut," ujar Harry kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (22/9).
Meski demikian, lanjut dia, secara umum hujan terjadi secara tidak merata. Menurut perkiraan BMKG, potensi hujan di Kabupaten Garut pun tidak akan terus-menerus seperti yang terjadi pada awal pekan ini.
Namun, pihaknya tetap mengingatkan masyarakat setempat untuk mewaspadai curah hujan dan durasi hujan. Jika terjadi hujan sedang hingga lebat secara terus-menerus selama lebih dari satu jam masyarakat disarankan kembali waspada terhadap potensi pohon tumbang, banjir dan tanah longsor.
"Jika hujan terjadi selama tiga hingga lima jam, warga mesti bersiap menghadapi risiko banjir, tanah longsor atau banjir bandang," tambah Harry.
Sebelumnya, bencara banjir terjadi di Kabupaten Garut pada Senin (19/9) lalu. Banjir terjadi di tujuh kecamatan di Garut, yakni Kecamatan Tarogong Kidul, Kecamatan Tarogong Kaler, Kecamatan Garut Kota, Kecamatan Banyuresmi, Kecamatan Bayongbong, Kecamatan Wanaraja, dan Kecamatan Karangpawitan
Kepala BNPB, Willem Rampangilei, mengatakan, hingga Rabu (21/9) ada 23 korban tewas akibat banjir di Kabupaten Garut. Dalam keterangan persnya pada Kamis, Willem menuturkan masih ada 18 korban yang masih dalam pencarian.
Willem melanjutkan, berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, terdapat 11 sekolah dasar (SD), SMP dan SMA yang terdampak musibah banjir, Akibatnya, pada hari pertama pascabencana, kegiatan sekolah diliburkan. "Saat ini para siswa memanfaatkan gedung sekolah secara bersama-sama. Karena itu, perlu diadakan tempat untuk sekolah darurat," kata dia.
Dirinya menambahkan, kerugian akibat kerusakan sekolah diperkirakan mencapai Rp 1,4 miliar. Adapun jumlah pengungsi yang kini bertahan di posko mencapai 433 jiwa