Kamis 22 Sep 2016 12:56 WIB

KRS Paling Buruk, ICMI: Perbaiki Hulu Cimanuk

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agus Yulianto
 Sungai Cimanuk meluap dan mengikis tanggul hingga jebol di Lamarang Tarung, Indramayu beberapa waktu lalu.. (Republika/Lilis)
Sungai Cimanuk meluap dan mengikis tanggul hingga jebol di Lamarang Tarung, Indramayu beberapa waktu lalu.. (Republika/Lilis)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekretaris Jenderal Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Muhammad Jafar Hafsah mengatakan, banjir bandang di Garut-Sumedang menduga karena hulu sungai Cimanuk yang rusak. Disamping itu, Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk yang tidak lagi mampu menahan debit air hujan deras yang terjadi pada Selasa (20/9).

"Buruknya kondisi hulu sungai tersebut sudah terjadi berpuluh-puluh tahun. Sehingga, jika kawasan tersebut diguyur hujan lebat, maka akan ada banjir dan longsor. Itu informasi yang saya terima," kata Jafar dalam keterangan tertulis yang diterima republika, Kamis (22/9).

Menurut Ketua Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), kata Jafar, kerusakan hulu sungai Cimanuk terjadi sejak 1980. Bahkan sempat dinyatakan sebagai aliran sungai yang kritis. Sebab, ketika hujan bisa mengakibatkan banjir dan longsor.

Jika dibandingkan dengan sungai yang ada di Jawa, lanjut Jafar, BNPB menyebut sungai Cimanuk berada di urutan pertama yang memiliki koefisiensi rezim sungai (KRS) paling buruk. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator KRS perbandingan debit maximal.debit minimal.

"Jika ada di titik 40 KRS dikategorikan baik,kategori sedang ada dititik 50 hingga 80 KRS, dan kategori buruk lebih dari 80 KRS," ujar Jafar mengutip data BNPB.

Karena itu, Jafar meminta, agar hulu sungai Cimanuk diperbaiki. Sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali. Jafar juga mengingatkan jangan sampai kerasukan dalam mengeksploitasi alam berdampak kepada kerusakan alam dan menimbulkan bencana bagi manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement