Rabu 21 Sep 2016 13:54 WIB

Warga Yogyakarta Perlu Waspadai Tanah Longsor

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Andi Nur Aminah
Tanah longsor di Jalan Lebak Bulus V RT/RW 04/04, Jakarta Selatan, Senin (25/7). (Republika/ Yasin Habibi )
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Tanah longsor di Jalan Lebak Bulus V RT/RW 04/04, Jakarta Selatan, Senin (25/7). (Republika/ Yasin Habibi )

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penduduk di 16 kecamatan di DI Yogyakarta perlu waspada terhadap tanah longsor. Apalagi sekarang akan memasuki musim penghujan. Empat kabupaten yakni Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul, kebanyakan wilayahnya berada di Pegunungan Menoreh dan Pegunungan Seribu.

"Bila menjelang musim penghujan yang perlu diwaspadai di DIY adalah longsor dan banjir," kata Kepala Seksi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Danang Samsurizal, Rabu (21/9).

Menurut dia, kecamatan yang rawan longsor antara lain Patuk dan Gedangsari di Gunungkidul, Kokap, Kalibawang, Samigaluh di Kabupaten Kulon Progo, Dlingo di Kabupaten Bantul. Untuk mengantisipasi hal itu dia mengatakan perlu dilakukan persiapan yang komprehensif dan pemahaman kepada masyarakat bahwa mereka punya risiko longsor. Masyarakat harus tahu kondisi yang membahayakan mereka.

"Di 16 kecamatan itu ada EWS (Early Warning System, Red) yakni kecuali mengenali tanda-tanda alam juga ada peralatan untuk mengetahui curah hujan dan lain-lain," ungkap Danang.

Sementara itu menurut Koordinator Stasiun Klimatologi BMKG DIY Joko Budiyono, hujan dengan intensitas tinggi yang saat ini melanda di beberapa wilayah Indonesia termasuk DIY penyebab utamanya karena munculnya fenomena Madden Julian Oscilator (MJO) atau gugusan uap air yang saat ini sedang aktif di wilayah Indonesia.

Sehingga berdampak pada peningkatan hujan. Diprediksi kondisi seperti ini terjadi sampai tiga hari ke depan. Saat ini untuk wilayah DIY sedang masuk pancaroba di mana masa pancaroba potensi hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang berpotensi muncul terutama di sore dan malam hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement