REPUBLIKA.CO.ID, SUMEDANG -- Musibah tanah longsor terjadi di Kampung Anjung, Desa Pasanggrahan Baru, Kecamatan Sumedang. Lima orang dilaporkan meninggal dunia akibat longsor yang menimpa dua rumah milik. Musibah tanah longsor tersebut terjadi setelah hujan mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa (20/9) sekitar pukul 15.00 WIB.
Selain di lokasi tersebut, longsor juga melanda empat titik di jalur Bandung-Cirebon, tepatnya di jalur Cadas pangeran, Kecamatan Sumedang Selatan. ‘’Akibat longsor di membuat jalur Bandung-Cirebon sempat terputus. Upaya evakuasi dan pembersihan jalur terus dilakukan dengan melibatkan pihak terkait,’’ kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus kepada para wartawan, Rabu (21/9).
Dikatakan Yusri, dua korban meninggal dunia berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan. Kedua jenazah yang identasnya belum diketahui tersebut, imbuh dia, langsung dibawa ke RSUD Sumedang. Sementara tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap lima korban lainnya yang tertimbun longsoran tanah. Ia mengatakan, tanah longsor dan banjir di wilayah Kabupaten Sumedang berlangsung secara beruntun sejak Selasa malam.
‘’Penyebab longsor dan banjir karena curah hujan yang cukup tinggi dalam waktu yang lama,’’kata dia.
Menurut Yusri, tak hanya tanah longsor, musibah banjir juga melanda dua titik yaitu di Kampung Gunung Puyuh, Kelurahan Regolwetan, kecamatan Sumedang Selatan serta di Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara. Jumlah rumah yang terendam di kedua titik tersebut masih dalam pendataan petugas terkait. ‘’Personel Polres Sumedang dikerahkan untuk melakukan evakuasi terhadap korban yang tertimbun tanah longsor di Kampung Anjung, mengatur arus lalin di cadaspangeran serta membantu evakuasi korban banjir,’’ ujar dia.