Selasa 20 Sep 2016 18:52 WIB

Dewan Kesenian Solo Kembali Diaktifkan

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nidia Zuraya
Pengrajin batik dari Solo
Foto: ant
Pengrajin batik dari Solo

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Pemerintah Kota Surakarta mengaktifkan kembali Dewan Kesenian Kota Solo (DKKS). DKKS sempat vakum selama lima tahun lebih.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, Eny Tyasni Suzana mengungkapkan tidak berjalannya DKKS sebab terganjal surat keputusan Wali Kota. Ia mengatakan kepengurusan yang telah terbentuk saat itu tidak bisa bekerja. Ini disebabkan beberapa kendala di antaranya seniman yang tak menyepakati pemilihan pengurus DKKS. Sehingga akhirnya terkatung-katung sampai saat ini.

"Pemkot selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk mengaktifkan kembali DKKS. Karena itu awal tahun ini kami sudah mencoba mengundang Dewan Formatur. Dari itu kami mengumpulkan lagi, apakah ditetapkan atau dipilih ulang kepengurusan DKKS,” tutur Eny di Balai Kota Surakarta pada Selasa (20/9).

Sementara itu hasil kesepakatan bersama sepakat DKKS tak perlu dibentukn ulang kembali. Sehingga jajaran pengurus DKKS dengan diketuai Bambang Irawan yang sudah terbentuk disepakati bersama untuk ditetapkan sebagai pengurus baru.

Nantinya, menurut Eny, pihaknya tinggal mengajukan hasil kesepakatan kepada Wali Kota untuk selanjutnya ditetapkan dalam SK Wali Kota. “DKKS ini kan menggali potensi dan daya tarik kota dari seni. Dari dialog ini semua sudah sepakat jika tidak perlu memilih ulang. Namun menetapkan  hasil yang sudah ada dengan diresmikan SK wali kota,” katanya.

Eny menargetkan paling lambat Oktober nanti kepengurusan DKKS sudah bisa bekerja selama  lima tahun mendatang.  Namun nantinya tetap akan dilakukan reorganisasi kepengurusan DKKS. Hal ini disesuaikan dengan kegiatan dan program kerja DKKS.

Pemerhati Budaya sekaligus pengurus DKKS 2008, KGPH Puger berharap Pemkot segera melantik kepengurusan DKKS. Pihaknya tidak ingin persoalan pembentukan DKKS pada 2012 lalu terulang kembali pada tahun ini. “Dulu sudah dibentuk, tapi tidak ditetapkan. Padahal pengurus sudah memiliki program yang akhirnya tidak bisa dijalankan,” katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement